Senin 11 Jul 2011 12:07 WIB

Bertahan di Kapal, Imigran Sri Lanka di Tanjung Pinang Sebut Diri Mereka Pengungsi

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG PINANG - Sebanyak 85 orang imigran asal Sri Lanka masih bertahan dan menolak untuk turun dari atas kapal yang mereka tumpangi di perairan depan pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau.

Kapolresta Tanjungpinang, AKBP Suhendri, Senin (11/7), mengatakan imigran tersebut tidak mau turun sebelum ada jaminan dari pihak Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa Urusan Pengungsi (UNHCR) dan Organisasi Internasional untuk Pengungsi (International Organization for Migration/IOM). "Kami juga masih menunggu pihak UNHCR dan IOM untuk melakukan pengecekan terhadap imigran Sri Lanka itu," katanya.

Warga Sri Lanka tersebut menurut Suhendri menolak disebut sebagai imigran gelap. Mereka menyebut dirinya sebagai refugees (pengungsi) yang akan bertolak menuju Selandia Baru.

Sebanyak 85 orang imigran Sri Lanka itu tiba di perairan Tanjungpinang Minggu (10/7) sekitar pukul 15.30 WIB, setelah ditangkap Polair Mabes Polri dan Direktorat Polair Polda Kepulauan Riau di Selat Riau, Sabtu (9/7) sekitar pukul 10.47 WIB.

Imigran tersebut masih bertahan diatas kapal kargo yang sudah berganti nama dari MW Andrean 4 menjadi MV Alicia. Kapal itu dibeli dengan harga dua juta dolar AS atau sekitar Rp1,8 miliar di Jakarta untuk menuju Selandia Baru.

Diantara imigran Sri Lanka tersebut mengancam akan mati diatas kapal jika dipaksa turun sebelum ada jaminan dari IOM dan pihak Selandia Baru yang akan menampung mereka.

"Seluruh keluarga saya telah mati dibunuh di Sri Lanka, lebih baik saya juga mati di sini jika disuruh turun dari kapal," ancam imigran, Shasi Radan yang fasih berbahasa Melayu karena tinggal selama dua tahun di Malaysia.

Saat ini, beberapa personil polisi perairan masih mengawal imigran tersebut diatas kapal dan kapal patroli polisi juga sesekali mengitari kapal yang lego jangkar sekitar 300 meter dari pelabuhan internasional Sri Bintan Pura Tannjungpinang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement