Selasa 21 Jun 2011 08:42 WIB

Lahar Dingin Merapi Masih Jadi Ancaman

BERSEPEDA DI KALI GENDOL. Seorang anggota Journalist MTB peserta Tour de Merapi Garuda Indonesia melaju di atas material lahar dingin yang menutupi Sungai Gendol, Cangkringan, Yogyakarta, Sabtu (23/4). Sungai Gendol yang tertutup material vulkanik akibat e
Foto: .
BERSEPEDA DI KALI GENDOL. Seorang anggota Journalist MTB peserta Tour de Merapi Garuda Indonesia melaju di atas material lahar dingin yang menutupi Sungai Gendol, Cangkringan, Yogyakarta, Sabtu (23/4). Sungai Gendol yang tertutup material vulkanik akibat e

JAKARTA--YOGYAKARTA--Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta Subandrio mengatakan timbunan material vulkanik dari erupsi Gunung Merapi 2010 masih 70 persen lebih, sehingga pada musim hujan mendatang potensi banjir lahar dingin tetap tinggi.

"Material yang sudah turun baru sekitar 30 persen dari sekitar 150 juta meter kubik yang dimuntahkan Merapi pada erupsi 2010, sehingga kami ingatkan kepada warga agar jangan sampai terlena pada musim hujan yang akan datang," katanya di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, pada musim kemarau sekarang memang ancaman banjir lahar dingin hampir dikatakan tidak ada. "Karena pada musim kemarau saat ini tidak terjadi banjir lahar dingin, maka masyarakat kemungkinan beranggapan kondisi sudah aman, sehingga mereka bisa terlena saat nanti memasuki musim hujan," katanya.

Ia mengatakan pada musim hujan yang akan datang kemungkinan ancaman banjir lahar dingin tidak sebesar yang lalu, karena saat ini pepohonan dan semak belukar sudah mulai tumbuh, sehingga diharapkan bisa menghambat laju material Merapi yang hanyut terbawa aliran air.

Subandrio berharap warga sekitar Gunung Merapi tetap menjaga kewaspadaan, terutama yang berada di sekitar aliran sungai yang berhulu di gunung itu.

"Memang potensi aliran lahar dingin terbesar masih melalui Sungai Gendol, namun sungai-sungai lainnya tetap harus diwaspadai, apalagi di aliran Sungai Woro yang melintasi wilayah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, kondisi bebatuan dan material vulkanik di hulu sungai itu sudah rapuh dan sangat berpotensi longsor," katanya.

Sedangkan terkait dengan kawasan rawan bencana (KRB) III Merapi, Subandrio mengatakan untuk wilayah yang tidak berada di sekitar aliran Sungai Gendol, jaraknya tetap 10 kilometer dari puncak gunung itu.

"Kemudian untuk wilayah di sekitar aliran Sungai Gendol menjadi 15 kilometer dari puncak Merapi. Selain itu, jika sebelumnya radius di kiri dan kanan Gendol hanya sekitar 300 meter, sekarang kami rekomendasikan sejauh satu kilometer, karena puncak Merapi sekarang menghadap ke arah Sungai Gendol," katanya.

Ia mengatakan terkait dengan perlunya relokasi atau tidak warga yang berada di KRB III Merapi, semuanya diserahkan kepada kebijakan pemerintah dan pemerintah daerah setempat. "Kami telah memberikan rekomendasi yang dapat dijadikan acuan pemerintah untuk melakukan berbagai kebijakan, khususnya yang terkait dengan keamanan warga," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement