REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Program Keluarga Berencana (KB) masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dengan mengusung slogan “Dua Anak Lebih Baik” perlu revisi. Slogan ini dianggap tidak tegas sehingga program KB jadi terkesan longgar dan tak mendapat cukup respek dari masyarakat.
Hal itu diungkapkan Ketua Tim Penggerak PKK Jakarta Selatan, Astati Syahrul Effendi, didampingi Ketua BKKB Jakarta Selatan Iskandar ketika ditemui wartawan pada acara Pembukaan Bakti Sosial TNI Manunggal KB di Yayasan Panti Nugraha, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (13/6). Astati menilai program KB semasa SBY cenderung lebih lemah dibanding program KB pada era presiden sebelumnya. Terutama program KB pada era Abdurrahman Wahid yang menyandang slogan 'Dua Anak Cukup'.
“Slogan Gus Dur jauh lebih tegas”, kata Astati.
Kelemahan itu bukan hanya sekedar slogan. Sebab, pada pelaksanaan nyata, kekuatan program KB juga melemah selama beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, menurut Astati, perbaikan program KB di era SBY menjadi sangat penting posisinya demi tujuan membantu masyarakat.
Untuk keperluan sosialisasi, program revitalisasi ini akan disosialisasikan lewat gerakan PKK yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta Selatan. Sosialisasi program lewat PKK adalah langkah yang paling efektif sebab PKK adalah satu-satunya perpanjangan tangan pemerintah yang mampu menjangkau wilayah masyarakat yang paling domestik yakni keluarga. Saat ini terdapat 1.200 posyandu yang menjadi poros kegiatan PKK yang tersebar di sepuluh kecamatan di Jakarta Selatan.