REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kasus M Nazaruddin ternyata memiliki daya rusak yang sangat besar terhadap
tingkat keterpilihan masyarakat. Akibat ketidakjelasan sikap Demokrat atas Nazaruddin, sekitar 40 persen pemilih Demokrat diperkirakan akan memberikan suaranya ke Partai Golkar di Pemilu 2014 mendatang.
Setidaknya hasil inilah yang diperoleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menanyakan 1.200 responden dari seluruh Indonesia. Responden dipilih secara acak oleh jaringan LSI mulai dari Aceh hingga Papua.
Dijelaskan pendiri LSI, Denny JA, pada survei LSI Januari 2011 lalu, sebelum kasus Nazaruddin mencuat, sebanyak 20,5 persen responden dengan jumlah yang sama, memilih Demokrat. Tetapi jumlah ini berkurang menjadi 15,5 persen yang memilih Demokrat setelah kasus Bendahara Umum Demokrat itu menjadi sorotan publik.
"Lima persen ini angka yang cukup besar. Jika Demokrat tidak melakukan damage control, akan lebih besar yang pindah ke partai lain," ujar Denny saat mempublikasikan hasil survei 'Blunder Partai Demokrat: Kasus Nazaruddin dan Perubahan Peta Dukungan' di Kantor LSI, awamangun, Ahad (12/6).
Survei ini dilakukan LSI selama periode 1-7 juni kemarin dengan melakukan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Tingkat kesalahan survei mencapai 2,9 persen. Menurut Denny, Golkar menjadi pilihan pelarian pemilih Demokrat karena keduanya memiliki platform politik yang serupa, diluar platform agama seperti PKS dan PPP, atau nasionalis seperti PDIP dan Gerindra.