REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Field Coordinator PT Dirgantara Indonesia, Eka Wahyono, menyatakan dana sebenarnya pembuatan pesawat komuter N219 sebesar 70-90 juta dolar. Akan tetapi ia yakin dengan dana yang di dapat dari Pemerintah sebesar 30 juta dolar, PT DI sanggup membangun N219.
''Kita sanggup membangun N219, sisa dana akan dipenuhi lewat peran serta PT DI dalam bentuk tenaga kerja,'' ucapnya di Jakarta, Rabu (8/6). PT DI untuk saat ini menargetkan pesawat komuter tersebut sudah mendapatkan sertifikasi dari Kementerian Perhubungan pada kuartal ketiga 2013. Dengan demikian, awal 2014 pesawat tersebut sudah dapat mengudara.
Untuk saat ini menurutnya Indonesia membutuhkan 97 pesawat jenis N219. Hal ini menurutnya sangat penting untuk pengembangan kerdirgantaraan Indonesia khususnya agar tak lagi mengimpor pesawat. ''Sebenarnya kemampuan dalam negeri sudah lebih dari cukup untuk mengembangkan pesawat itu,'' tutur Eka.
Soal harga, pasar pesawat dengan kapasitas sejenis Y12 dan beberapa tipe MA-60 seharga 4-4,5 juta dolar, maka ia memperkirakan harga jual N219 bisa di bawah itu. Harga pesawat 'made in Indonesia' ini bisa jauh lebih murah karena mendapat suntikan dana dari Pemerintah dan beberapa komponen yang dibuat di Indonesia. ''Pesawat ini akan bisa dijual mungkin US$ 3,5-4 juta,'' ucapnya.