Rabu 01 Jun 2011 19:05 WIB

BMKG Bantah Rilis Prediksi Gempa 8,7 SR yang akan Landa Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membantah prediksi yang menyebutkan akan terjadi gempa berkekuatan 8,7 skala Ritcher (SR) yang melanda Jakarta dan menegaskan bahwa belum ada teknologi yang dapat memprediksi kapan terjadinya gempa.

"Kita sudah tahu lokasi potensi gempa, kekuatan gempat tapi pertanyaan yang tersisa adalah kapan. Negara-negara maju juga belum bisa meramalkan waktu terjadinya gempa," ujar Deputi Bidang Geofisika BMKG Prih Haryadi dalam jumpa pers di kantor BMKG di Jakarta, Selasa.

Oleh karena itu, Prih mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan mengenai rumor yang beredar mengenai gempa besar yang akan melanda Jakarta dalam waktu dekat.

Potensi gempa yang cukup besar, mencapai kekuatan 8,5 SR di kawasan selatan Selat Sunda memang dideteksi BMKG sejak beberapa lalu di tempat yang memang merupakan sumber gempa tapi tidak ada yang dapat menentukan kapan gempa itu akan terjadi.

Empat kawasan pusat-pusat gempa sekitar Jakarta dideteksi BMKG berada di Patahan Kemuring (Sumatera), Patahan Lembang (Jawa), Patahan Cimandiri dan Patahan Semangko dan Selat Sunda.

"Jika terjadi gempa di tempat-tempat ini, memang ada kemungkinan akan mengguncang Jakarta juga," ujarnya.

Tapi Prih mengatakan bahwa berdasarkan data seismogram maupun akselerogram hingga sejauh ini belum dideteksi adanya aktivitas gempa bumi di wilayah Jakarta.

Anggota Tim Revisi Peta Gempa Indonesia Masyhur Irsyam mengatakan warga Jakarta kemungkinan besar tidak akan terkena dampak terlalu besar dari gempa yang terjadi di tempat-tempat itu.

Berdasarkan peraturan pembangunan gedung, rata-rata gedung memiliki kekuatan menahan guncangan hingga 0,15 G, sementara gempa dengan kekuatan 8,7 SR di Selat Sunda diperkirakan akan mengguncang Jakarta dengan kekuatan 0,11 G.

"Jadi (kekuatan gedung) masih lebih besar dari perkiraan guncangan," katanya.

Masyhur juga meminta agar perdebatan mengenai gempa 8,7 SR segera dihentikan, apalagi dengan pernyataan BMKG tersebut dan mendorong agar dilakukan studi lebih lanjut bagi update peta gempa di Indonesia.

Selain itu, Jakarta juga diharapkan segera memiliki peta mikrozonasi yang akan berguna untuk mengetahui letak kerusakan, besarnya dampak goncangan dan termasuk perkiraan jumlah korban.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement