Selasa 31 May 2011 14:53 WIB

SBY: Jangan Dewakan Kebebasan

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: Didi Purwadi
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Foto: Republika
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

REPUBLIKA.CO.ID,PONTIANAK - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali mengkritik praktik kebebasan yang terlalu berlebihan. Mendewakan kebebasan tanpa memperhatikan kearifan lokal etika dan tata krama itu hanya merusak jati diri bangsa.

"Ingat-ingat saudara-saudara, kebebasan tanpa batas, mendewakan kebebasan, menganggap kebebasan itu Tuhan lantas membuang kearifan lokal etika dan tata krama itu bukan jati diri bangsa Indonesia," tegas SBY saat membuka puncak peringatan bulan bhakti gotong royong masyarakat ke-VIII dan hari kesatuan gerak PKK ke -39 tingkat nasional 2011, di Pontianak, Selasa (31/5).

Pernyataan SBY tersebut disampaikan setelah sehari sebelumnya dia menjawab berbagai tudingan seputar kasus Muhammad Nazaruddin. SBY saat itu membantah pesan yang menurutnya bernada fitnah. Dia juga mengkritik penggunaan SMS atau jejaring sosial yang tidak digunakan secara semestinya.

SBY menilai era reformasi, demokratisasi dan globalisasi bukan alasan bagi seseorang untuk membuang sikap sopan santun dan saling menghormati serta kerukunan sosial. Negara lain yang menganut paham demokrasi liberal sekalipun juga memiliki etika dengan menjaga nilai kearifan lokal.

"Jangan tinggalkan jati diri dan kepribadian bangsa, jangan menjadi jadi bangsa lain. Kita tetap bangsa Indonesia, manusia Indonesia," kata SBY.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement