Senin 30 May 2011 13:13 WIB

Pidato SBY Bentuk Kegusaran yang Berlebihan

Rep: Esthi Maharani / Red: Didi Purwadi
Pramono Anung
Pramono Anung

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Pidato singkat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di bandara Halim Perdana Kusuma tentang fitnah terhadap dirinya di media jejaring sosial dinilai berlebihan. “Ada kegusaran berlebihan dengan adanya twitter dan facebook,” kata Wakil Ketua DPR, Pramono Anung, Senin (30/5).

Menurutnya, jejaring sosial yang berkembang sekarang telah mendekatkan pimpinan atau pejabat dengan masyarakat. Tetapi, hal tersebut seharusnya bisa dijadikan landasan untuk bisa memperkaya sikap pemerintah sehingga bisa konsentrasi ke publik. “Bukan justru memberikan warning ke media tersebut,” katanya.

Pramono menilai tak semua hal yang berkaitan dengan jejaring sosial yang menyudutkan pemerintahan itu ditindaklanjuti dengan sikap berlebihan. Akan lebih arif pula jika kegusaran yang terjadi itu tidak harus secara langsung disampaikan presiden. Karena apapun, Presiden merupakan simbol bagi bangsa.

Pramono lebih sepakat jika tak semua yang berada di jejaring sosial yang menyudutkan pemerintahan itu diusut. Kecuali sms yang mengaku sebagai Muhammad Nazaruddin itu benar-benar diproses. Ia meyakini SMS itu dilakukan oleh seseorang. Nomornya pun cukup bagus.

Artinya, ada kemungkinan besar nomor itu teregistrasi dan bisa dengan mudah diketahui. “Jadi, tak perlu SBY langsung yang melakukan itu. Cukup direktur Badan Intelijen Strategis (BAIS) saja yang mencari,” katanya.

Dalam pidatonya, SBY merasa difitnah terutama di beberapa jejaring sosial seperti twitter, facebook, hingga SMS. Beberapa diantaranya menyangkut Bank Century, PD memiliki tabungan Rp 47 triliun. SBY merasa dipojokan dengan hal tersebut hingga menggelar konferensi pers sebelum keberangkatannya ke Kalimantan Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement