REPUBLIKA.CO.ID,AKARTA -- Permasalahan pembatasan jam truk dalam kota dapat menjadi momentum penataan angkutan barang dan pembangunan rel ganda Merak-Banyuwangi. Pelarangan truk masuk kota dalam waktu tertentu dapat menjadi pemicu percepatan perwujudan jaringan rel kereta api (KA) dari Merak (Banten)-Banyuwangi.
Pengamat Transportasi, Darmaningtyas mengatakan, tersedianya jaringan rel dari Merak-Banyuwangi diharapkan dapat memindahkan beban angkutan barang dari jalan raya dengan menggunakan truk ke kereta api yang lebih efisien dan cepat. "Bila sebagian besar arus barang dapat dialihkan dengan menggunakan angkutan kereta api, maka secara otomatis akan mengurangi beban jalan raya sehingga tidak perlu ada larangan truk masuk tol tengah kota," ucapnya, Sabtu (28/5).
Dengan tersedianya infrastruktur dan sarana angkutan laut yang bagus diharapkan sebagian distribusi barang dapat melalui angkutan laut, terutama untuk bahan-bahan yang penggunaannya bisa tahan lama. Sangat tidak efisien bila angkutan barang dari Medan-Jakarta atau Medan-Surabaya atau sebaliknya menggunakan jalur darat, hal itu mestinya cocok menggunakan jalur laut yang tidak banyak hambatan. Jadi jalur darat itu mestinya hanya digunakan umtuk mengangkut barang maksimum berjarak 200 km.
"Kita bisa tidak setuju terhadap pelarangan truk masuk dalam kota, tapi yang lebih penting adalah bagaimana kebijakan Pemprov DKI tersebut dapat dijadikan momentum untuk penataan angkutan barang dan sekaligus percepatan pembangunan rel ganda dari Merak-Banyuwangi," ungkapnya.