REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Ketua Perhimpunan Pribumi Indonesia (HIPPI) Ismed Hasan Putro menilai kebijakan pemerintah yang telah menetapkan banyaknya libur nasional bisa mengakibatkan produktivitas bangsa ini menjadi rendah.
"Sama pada hari sebelumnya bahkan rencana pemerintah untuk kembali melaksanakan libur nasional pada 3 Juni 2011 semakin menegaskan bahwa sebagai bangsa kita sangat tidak produktif," kata Ismed Hasan Putro di Padang, Selasa.
Menurut Ismed, dampak pemberlakuan banyaknya hari libur nasional itu juga berakibat dimata pelaku pasar dan kalangan investor Indonesia dilihat sebagai bangsa yang lebih santai, kurang ulet dan rendah kinerjanya.
Sebaiknya, katanya, pemerintah lebih selektif dalam menetapkan libur nasional karena akan berdampak dan sangat mengganggu kinerja maupun produktivitas pelaku usaha .
"Terganggunya kinerja dan produktivitas usaha lebih juga dipengaruhi, antara lain otomatis liburnya lembaga perbankan sebagai sarana pengkses modal usaha itu," katanya.
Karena itu, katanya, bank Indonesia diharapkan agar tetap mendorong kalangan perbankan nasional ataupun asing yang beroperasi di Indonesia untuk tetap melayani nasabah pada 3 Juni 2011 masa libur itu.
Demikian juga dengan Bursa Effek Indonesia (BEI) yang diharapkan tetap menjalankan fungsinya sebab pasar regional maupun global tidak meliburkan transaksinya, namun tetap beroperasi sebagaimana mestinya. "Pemerintah sebaiknya mendorong masyarakat untuk lebih ulet melakukan aktivitas kinerjanya bukan malah memproduksi liburan," katanya.
Ia menyarankan pemerintah harus belajar dari kinerja yang ditunjukkan bangsa Jepang, Korea Selatan, Cina dan Singapura yang sangat sedikit libur nasionalnya. Sebab upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di atas 6 persen akan bisa dicapai, hanya dengan produktivitas dan kinerja yang maksimal.