REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Menteri Pendidikan Nasional, Mohammad Nuh, meminta masyarakat untuk tidak menanggapi terlalu berlebihan terhadap masalah Negara Islam Indonesia (NII). Namun, dirinya juga meminta untuk tidak menganggap remeh hal ini. Segala sesuatu yang menyangkut keutuhan bangsa tidak bisa dianggap remeh.
“Tetapi, kita juga tidak boleh terjebak seakan-akan negara bubar,“ ujar Nuh seusai mendeklarasikan perilaku anti mencontek dan plagiat bersama beberapa rektor perguruan tinggi negeri.
Adanya gerakan ini juga jangan sampai membuat masyarakat menjadi takut terhadap satu agama. Nuh mengatakan setiap agama benar adanya. Hal ini tidak boleh disalahtafsirkan sehingga menimbulkan pemikiran ekstrim atau radikal. Lalu, hal tersebut pada akhirnya dituangkan ke dalam bentuk ekspresi fisik yang bersifat destruktif.
"Jangan sampai masalah ini membuat orang menjadi takut pada satu agama. Ini tidak ada hubungannya dengan agama," tandasnya.
Segala sesuatu memerlukan wadah. NKRI adalah wadah untuk rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia berasal dari berbagai macam ras dan agama. Ini merupakan pilar kedua bangsa, yaitu Bhineka Tunggal Ika. Hubungan antar komponen yang Bhineka Tunggal Ika itu, kata Nuh, adalah ideologi berbangsa.
“Inilah yang kita namakan Pancasila dan UUD 45,” kata Nuh.