Rabu 27 Apr 2011 14:27 WIB

Jusuf Kalla Bicara Soal Permesta

Rep: Agung Sasongko/ Red: Didi Purwadi
Jusuf Kalla
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Mantan Presiden RI Jusuf Kalla menilai inti dari masalah pemberontakan PRRI Permesta adalah soal ketidakadilan. Namun, JK menekankan ada aspek lain yang memicu pemberontakan itu yakni komunisme dan perang dingin.

"Jangan lupa pada zaman itu tengah terjadi perang dingin. Maka, tak heran AS mengirimkan pesawat mereka guna mengamankan kepentingannya," kata Jusuf Kalla saat membuka Seminar Sat Abada MR. Sjarifuddin Prawiranegara "Membedah Pemikiran dan Langkah Ekonomi Mr. Shafruddin Prawiranegara" yang berlangsung di PPM Manajemen, Jakarta, Rabu (27/4).

JK menjelaskan bahwa apa yang diutarakan tentang PRRI permesta ini untuk mengingatkan kepada bangsa ini agar tidak menjual setiap sumber daya yang ada kepada negara asing. Jusuf Kalla sadar betul bahwa sumber daya strategis Indonesia kebanyakan dikelola pihak asing.

"Bayangkan saja. Kalau ada campur tangan negara asing, lima kapal induk bakal mengepung kita selayaknya terjadi di Libya. Jadi, jangan serahkan pengelolaan sumber daya kita kepada negara lain," papar JK.

Kembali menyoal masalah PRRI Permesta, JK mengatakan apapun motifnya pokok permasalahan berpangkal pada ketidakadilan. Menurut dia, suatu negara akan maju bila terdapat keadilan ekonomi antara daerah dan pusat. "Kemajun kita harus ditegakan, tapi jangan serahkan sumberdaya kepada yang lain," kata dia.

Sebab itu, Kata JK, bangsa Indonesia harus mencontoh Mr. Sjafruddin. Meski kebijakannya membuat Oeang Republik Indonesia (ORI) tidak menghindarkan Indonesia dari inflasi, namun dia tidak menginginkan negara merdeka menggunakan mata uang asing. "Soal yang menyebabkan inflasi itu sebenarnya para pencetak uang yang mengeluarkan ORI sembarangan," kata dia.

JK sempat menyinggung soal kondisi bangsa. JK mengatakan,"Ada dua cara membuat kondisi lebih baik. Yakni belajar dengan guru. Artinya, belajar dulu baru ujian. Atau belajar dari pengalaman. Maksudnya, ujian terus baru belajar. Tinggal pilih mana," pungkas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement