REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN - Staf Ahli Menteri Kehutanan Sunaryo mengatakan, perubahan iklim yang terjadi menyebabkan ketinggian sejumlah pinggiran pantai di tanah air berkurang akibat meningginya air laut.
"Di pantai utara Jawa berkurang dua meter, sedangkan di pantai timur Lampung (berkurang) satu meter," katanya dalam kegiatan pencanangan Tahun Kehutanan Internasional 2011 di Arboretum Universitas Sumatera Utara (USU) di kawasan Simalingkar Medan, Selasa (26/4).
Sunaryo menjelaskan, perubahan iklim yang menjadi isu internasional telah terbukti dengan banyaknya kejadian yang mulai mengganggu kenyamanan umat manusia.
Ia mencontohkan rusaknya lapisan atmosfir akibat pengaruh rumah kaca efek CO2. Kondisi itu mengubah suhu dan cuaca, termasuk di Indonesia semakin memanas.
Pasalnya hawa panas yang ada di permukaan bumi tidak dapat keluar karena lapisan atmosfir telah rusak karena pengaruh rumah kaca. Kondisi panas itu juga menyebabkan lapisan es di kutub utara dan selatan mencair sehingga permukaan laut semakin meninggi.
Fenomena itu diperparah dengan semakin berkurangnya jumlah hutan di tanah air yang berfungsi untuk memunculkan oksigen dan menyedot karbondioksida yang ada. "Semakin hari, hutan kita semakin menyusut, Degradasi hutan kita sangat besar," katanya.
Ia mengatakan, Kementerian Kehutanan (Kemenhut) berupaya melakukan mitigasi terhadap perubahan iklim itu dengan menggiatkan penanaman pohon di berbagai daerah.
Dengan pengalokasian anggaran yang cukup besar, Kemenhut mengharapkan pengurangan hutan tersebut dapat diatasi dengan munculnya pohon-pohon baru.
Selain untuk mengatasi perubahan iklim, penggiatan penanaman pohon itu juga diperkirakan dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat. "Makin banyak pohon yang ditanam, makin banyak pula berkurang pengaruh rumah kaca," kata Sunaryo.