REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih menjamin pengobatan bagi masyarakat yang terpapar ulat bulu akan ditanggung pemerintah. "Untuk pengobatan akan ditanggung Pemerintah, tapi gangguan yang ada masih ringan saja, seperti gatal-gatal atau alergi," katanya di sela-sela kunjungan kerja ke Surabaya, Rabu (13/4).
Ia mengemukakan hal itu di sela-sela peninjauan Rumah Sakit Pusat Tropik (RSPT) di kompleks Kampus C Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang akan diresmikan pada Juni-Juli mendatang. Didampingi Rektor Unair Prof Fasich Apt dan Direktur Sumber Daya Unair Dr Fendy Suhariadi, Menkes menjelaskan, pengobatan merupakan langkah terakhir, karena langkah terpenting adalah pencegahan hama ulat bulu itu.
"Untuk pencegahan, saya kira Kementerian Pertanian sudah melakukan langkah-langkah pembasmian melalui penyemprotan obat untuk membunuh hama ulat bulu itu," ucapnya.
Namun, ia menyarankan masyarakat untuk memelihara predator alami yang membunuh hama ulat bulu, di antaranya burung, tokek, atau pohon mindi. "Informasinya, kalau diberi daun mindi akan mabuk dan akhirnya mati," ujar Menteri yang sempat meninjau RSPT Kemkes/Unair hingga ke lantai 5 itu.
Di Jawa Timur, hama ulat bulu awalnya menyerang pohon mangga di Kabupaten Probolinggo dan saat ini tercatat 14.813 dari 1.227.879 pohon mangga (1,2 persen) telah terserang. Hama ulat bulu di Probolinggo menyerang daun mangga mulai Maret, dan puncak serangan terjadi pada 6 Maret 2011 di sembilan kecamatan secara sporadis pada malam hari.
Berdasarkan pengamatan BPTP, BPTPH Jawa Timur, dan IPB di lapangan menemukan ulat bulu yang menyerang di Probolinggo ada dua spesies dari famili 'Lymantriidae' yakni 'Lymantria marganita' dan 'Arctornis submarginata'. Saat ini, hama ulat bulu juga ditemukan di daerah lain di Jatim (Madiun, Sidoarjo, Jember, Bojonegoro dan sebagainya), bahkan kini juga ada di Jateng dan Jabar serta Bali.