REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat Nasional Jawa Barat menyatakan kecewa dengan hasil salat istikharah Wakil Gubernur Dede Yusuf yang menyatakan dirinya pindah ke Partai Demokrat.
"Kami kecewa, tetapi kami menghormati, itu hak politik Pak Dede Yusuf selaku warga negara yang dilindungi undang-undang," kata Sekertaris DPW PAN, Jabar Yana Ismayana, kepada wartawan, di Bandung, Selasa malam.
Menurut Yana, kekecewaan tersebut akan semakin dirasakan pengurus DPW PAN Jabar apabila Dede Yusuf resmi mengundurkan diri dari PAN, dan beralih ke Partai Demokrat. "Sampai saat ini, DPW PAN Jawa Barat belum menerima surat pengunduran resmi dari Pak Dede Yusuf dari PAN," kata Yana.
Ia mengatakan rasa kecewa terhadap keputusan Dede Yusuf yang "berpaling" dari PAN adalah wajar, karena jika menurut sejarah perpolitikan, wagub Jabar ini dibesarkan oleh PAN.
"Dede Yusuf diusung sebagai calon wagub Jabar oleh dua partai, yakni PKS dan PAN. SK pencalonannya dikeluarkan oleh PAN, itu artinya beliau berangkat menjadi pejabat publik dari PAN. Dari sini anda bisa menafsirkan sendiri," kata Yana.
Hasil salat istikharah Wagub Jabar Dede Yusuf menyatakan dirinya "bergeser" dari PAN ke Partai Demokrat. "Insya Allah, lanjutkan," kata Dede Yusuf usai menghadiri Sosialisasi Jamsostek Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja, di Kota Bandung, Selasa siang.
Ketika ditanya apakah kata "lanjutkan" itu merupakan sebuah keputusan resmi bahwa Dede Yusuf pindah ke Partai Demokrat, ia menyatakan, "silakan diartikan sendiri, dan itu menurut saya sudah jelas. Orang kalau sudah istikharah, jawaban cuma satu. Ini bukan pindah hanya 'bergeser', masih sama dalam satu koalisi besar," katanya.
Saat wartawan bertanya apakah dirinya sudah mendaftar ke Partai Demokrat, Dede mengatakan belum. "Itu belum dilakukan," ujarnya.
Menurut dia, Hatta Radjasa selaku Ketua Umum DPP PAN sudah mengetahui hasil salat istikharah dirinya. "Pak Hatta sudah tahu," kata Dede Yusuf.