Sabtu 09 Apr 2011 16:07 WIB

Relasi DPR dan Pers Simbiosis Mutualisme

Anggota DPR saat sidang paripurna, Jumat, menonton film porno. Aksinya kebetulan diperhatikan oleh wartawan foto dari balkon.
Foto: MediaIndonesia
Anggota DPR saat sidang paripurna, Jumat, menonton film porno. Aksinya kebetulan diperhatikan oleh wartawan foto dari balkon.

REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG, BANDUNG - Wakil Ketua DR Priyo Budi Santoso mengemukakan, sebagai pilar keempat dalam demokrasi, maka pers telah mengembangkan hubungan saling menguntungkan atau simbiosis mutualisme dengan DPR, namun tanpa menghilangkan sikap kritisnya kepada lembaga perwakilan. "Pers dan anggota DPR saling membutuhkan, hubungan mutualisme yang saling menguntungkan. Pers butuh berita dan DPR butuh diberitakan," katanya saat membuka sosialisasi pedoman peliputan DPR di Lembang, Jawa Barat, Sabtu (9/4).

Priyo Budi Santoso berharap hubungan itu menguatkan kebersamaan untuk kepentingan bangsa dan negara. DPR senantiasa bertekad untuk menjaga hubungan baiknya dengan pers. Priyo mengakui pengawasan pers terhadap DPR sangat intensif. Namun pers juga diharapkan berimbang dalam menyoroti DPR.

Kritik dan saran atau masukan yang disertai solusi sangat diharapkan untuk memperbaiki citra DPR. "Pers diharapkan mengawal dan menjaga citra parlemen dengan tetap bersikap kritis. Ya intinya, berimbanglah," katanya.

Dia mengatakan, kritikan kepada DPR akhir-akhir agak berlebihan karena tanpa solusi. Ada juga nara sumber dan LSM yang selalu menyalahkan apa pun yang diputuskan atau diperbuat DPR. Priyo berharap kritik dengan solusi, objektif dan tidak selalu memojokkan justru akan lebih diperhatikan daripada kritik tajam dan cenderung tendensius.

"Kami hanya bisa berharap karena kami tidak bisa memerintah pers. Hanya berharap saja pun sering disalahartikan," katanya.

Saat ini minat lembaga pers untuk menemmpatkan wartawan di DPR semakin besar. Jumlahnya sekitar 200 wartawan. Sedangkan jumlah anggota DPR sebanyak 560 orang.

Priyo mendukung kegiatan ini juga untuk membicarakan mengenai penyusunan pedoman peliputan di DPR, termasuk mengenai banyaknya wartawan yang 'nongkrong' di gedung Nusantara III atau Nusantara I DPR dimana sering kurang nyaman dilihat terutama saat ada tamu negara lain. Begitu juga mengenai pakaian yang dinilai kurang rapi serta penggunan celana jeans.

"Untuk hal-hal seperti itu silahkan teman-teman membicarakannya sendiri," katanya. Saat ini Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR menyusun rencana pedoman peliputan di DPR. Menurut Sekjen DPR Nining Indra Saleh, kegiatan ini sebagai silaturahim untuk sosialisasi rencana pedoman peliputan di DPR.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement