Rabu 30 Mar 2011 15:32 WIB

Marzuki Prihatin, Komentar Seputar Gedung Baru DPR Serang Dirinya

Maket gedung baru DPR
Foto: Antara
Maket gedung baru DPR

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua DPR Marzuki Alie menyatakan prihatin terhadap pernyataan kalangan anggota DPR terkait pembangunan gedung baru DPR. Ia menganggap pernyataan tersebut ditujukan membentuk opini publik bahwa Ketua DPR tidak menggubris aspirasi masyarakat.

"Saya sangat prihatin dengan pola dan cara teman-teman anggota fraksi menyikapi rencana pembangunan gedung baru DPR RI," ujarnya saat konferensi pers di Gedung DPR Jakarta, Rabu (30/3).

Ia menegaskan tidak memiliki kepentingan pribadi apa pun terkait sikap setuju atau menolak pembangunan gedung baru DPR. Alasan Marzuki, karena fungsi Ketua DPR hanya menjalankan keputusan rapat dan selanjutnya menginformasikan kepada publik hasil keputusan rapat.

"Jadi dalam hal pembangunan gedung, bukan keputusan Marzuki Alie, tetapi keputusan rapat," ujarnya. Ia juga menjelaskan keputusan pembangunan gedung baru DPR itu telah melalui proses yang cukup panjang.

BURT, imbuhnya, telah menangani rencana itu melalui proses rapat-rapat dan keputusan yang diambil telah melalui rapat pleno BURT. Perencanaan pembangunan kawasan parlemen dan gedung DPR ini juga telah masuk dalam rencana strategis DPR RI 2010-2014 yang juga telah disetujui dalam rapat paripurna DPR tanggal 29 Juli 2010.

Karena itu, ia menambahkan, kalau rencana pembangunan gedung baru DPR RI ini akan dibatalkan tentu harus dibicarakan kembali di BURT. Pembatalan juga harus dibahas dalam badan musyawarah dan diagendakan dalam rapat paripurna untuk diambil keputusan.

"Saya selaku ketua DPR akan melaksanakan keputusan ini apabila melalui proses," ujar Marzuki. Permintaan-permintaan agar ketua DPR membatalkan pembangunan Gedung baru DPR, ia nilai permainan politik yang membodohi publik karena tidak prosedural. "Ketua DPR tidak mungkin membatalkan keputusan yang telah diambil dalam forum resmi di DPR."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement