REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM mencatat, dua gunung api yang ada di Indonesia berstatus siaga. "Dua gungung tersebut yakni Gunung Ibu di Halmahera dan Gunung Karangetang di Maluku Utara, serta satu berstatus awas," kata Kepala PVMBG, Surono di Padang, Rabu (23/3).
Banyaknya gunung api di Indonesia yang berstatus waspada merupakan hal yang wajar. "Indonesia memiliki gunung terbanyak di dunia, masyarakat jangan kaget jika suatu saat gunung api meletus, namun tetap waspada," kata Surono.
Menurut dia, status Gunung Karangetang dinaikkan dari Siaga menjadi Awas sejak 18 Maret 2011 karena aktivitas vulkanik gunung yang meningkat. "Sekitar seribuan warga Kabupaten Sitaro sudah mengungsi menghindari kemungkinan awan panas gunung tersebut,"katanya.
Dia menambahkan, dari pemantuan PVMBG dilapangan terhadap aktifitas gunung Karangetang selama 24 jam, terlihat lelehan lava. "Lelehan lava masih berjarak 1700 dari puncak, masuk ke kali. Kemudian tampak sinar api sekitar 50 meter dari titik letusan. Status masih awas dan belum diturunkan,"katanya.
Dia mengatakan, pihaknya terus memonitoring gunung-gunung bertipe A. Kegempaan di sekitar gunung juga dipantau untuk mengetahui aktivitas magma di dalam perut gunung. "Kalaupun suatu saat nanti meletus, maka itu wajar mengingat gunung-gunung tersebut masih berstatus aktif.
Menurutnya, gunung tipe A adalah gunung yang pernah bererupsi sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600. Sedangkan gunung tipe B adalah gunung yang sesudah tahun 1600 tidak lagi mengalami erupsi.
"Sedangkan gunung tipe C adalah gunung berapi yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, atau tidak ada catatan letusan,"katanya.
Dia menambahkan, status bahaya level I atau aktif artinya berdasarkan pengamatan visual, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya tidak memperlihatkan adanya kelainan. Level II atau waspada berarti ada peningkatan kegiatan berupa kelainan yang tampak secara visual atau hasil pemeriksaan kawah, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya.
"Kalau meningkat statusnya kami harus memberi peringatan. Tapi hingga kini belum ada laporan peningkatan aktivitas. Status gunung kan diberikan berdasarkan potensi ancamannya," katanya.
Status gunung berapi ada 4 tingkatan, yang paling rendah normal, yang berarti tidak ada aktivitas tekanan magma. Kemudian waspada, ada aktivitas seismik maupun vulkanis.
Berikutnya siaga, yaitu, terdapat peningkatan aktivitas ke arah letusan, peningkatan kegiatan seismik yang dapat menimbulkan bencana. "Paling tinggi adalah status awas, yang berarti segera atau sedang meletus, mengeluarkan abu dan asap, letusan berpeluang terjadi dalam wakttu 24 jam," kata Surono.
Berdasarkan data PVMBG ESDM sebanyak 19 Gunung Api di Indonesia yang berstatus waspada yaitu Gunung Seulawah (Aceh), Gunung Sinabung (Karo, Sumut), Gunung Talang (Solok, Sumbar), Gunung Kaba (Bengkulu),
Gunung Kerinci (Jambi), Gunung Anak Krakatau (Lampung), Gunung Papandayan (Garut, Jabar), dan Gunung Slamet (Jateng).
Selain itu Gunung Bromo (Jatim), Gunung Semeru (Lumajang, Jatim), Gunung Batur (Bali), Gunung Rinjani (Lombok, NTB), Gunung Sangeang Api (Bima, NTB), Gunung Rokatenda (Flores, NTT), Gunung Egon (Sikka, NTT), Gunung Soputan (Minahasa Selatan, Sulut), Gunung Lokon (Tomohon, Sulut), Gunung Gamalama (Ternate, Maluku Utara), dan Gunung Dukono (Halmahera Utara, Maluku Utara)