Ahad 20 Mar 2011 19:00 WIB

Laporan Wikileaks Tidak Mungkin Mengada-ada

Rep: M Hafil/ Red: Stevy Maradona
Halaman utama koran The Age yang menuding Presiden SBY terlibat melindungi koruptor
Foto: The Age
Halaman utama koran The Age yang menuding Presiden SBY terlibat melindungi koruptor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bocoran soal laporan kedutaan Amerika Serikat (AS) tentang  keburukan Pemerintah RI yang dimuat di dua surat kabar Australia pekan lalu jangan di anggap remeh. Pemerintah harus membuktikan kepada masyarakat bahwa laporan itu tidak benar.

Menurut mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI dan mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD), Jenderal (Purn) Tyasno Sudarto, laporan kedutaan AS yang bocor ke situs Wikileaks itu merupakan gambaran yang terjadi di masyarakat. Meskipun  laporan itu belum terbukti kebenarannya, namun laporan itu tidak dibuat-dibuat atau dikarang.

“Tidak aka nada api kalau tidak ada asap, apalagi ini yang melaporkan intelijen AS itu tidak main-main. Jadi laporan itu jangan dianggap laporan sampah begitu saja,” ujar Tyasno saat menjadi pembicara diskusi bertajuk “Teror Bom dan Wikileaks Mengguncang Negara” di Jakarta, Ahad (20/3).

Menurutnya, dengan adanya bocoran laporan itu, maka pemerintah tidak perlu memberikan hak jawab kepada dua surat kabar Australia yang memberitakan hal tersebut. Melainkan, pemerintah harus memberikan jawaban kepada masyarakat bahwa bocoran laporan itu tidak benar.

Seperti diketahui, Jumat (11/3) lalu, dua surat Australia menulis tentang keburukan pemerintah Indonesia. Tulisan itu dibuat berdasarkan situs Wikileaks yang dikenal sebagai situs pembocor rahasia negara.

                          

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement