REPUBLIKA.CO.ID, MALANG - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, mengingatkan bangsa Indonesia bisa kehilangan identitas hakikinya, karena semangat gotong-royong semakin mengalami erosi dahsyat akibat serbuan nilai-nilai lain dari luar. "Gotong royong itu kian tak kelihatan, karena mengalami erosi. Orang menjadi makin individual, tak perduli dengan sesama serta lingkungan. Bukankah ini tak selaras dengan Ideologi Pancasila," tandasnya di Malang, Ahad (20/3).
Pernyataan itu disampaikan Presiden RI ke-5 itu ketika memberi pencerahan pada forum "Konsolidasi dan Pemantapan Tiga Pilar PDIP se-Jawa Timur" di Gedung Ken Arok, Malang, dengan tema "Berjuang untuk Kesejahteraan Rakyat". Bagi Putri Bung Karno (Presiden Pertama RI) itu, membumikan ideologi Pancasila, merupakan kerja utama seluruh jajaran PDIP.
"Rekomendasi Kongres ke-3 PDI Perjuangan di Bali ialah membumikan ideologi Pancasila 1 Juni 1945 dan
mengimplementasikan Trisuci yang merupakan ajaran perjuangan Bung Karno menegakkan harga diri bangsa kita," tegasnya di hadapan sekitar 5.000 kader yang merupakan gabungan 'Tiga Pilar' di daerah itu.
Megawati Soekarnoputri menjelaskan, "trisuci" yang dimaksud sesuai ajaran Bung Karno ialah pertama, berdaulat secara politik dan ideologi. Kedua, lanjutnya, berdiri di atas kaki sendiri (berdikari) dalam ekonomi. "Lalu ketiga, berkepribadian dalam kebudayaan, yang artinya punya jatidiri," ujarnya.
Amanat 'trisuci' ini harus terus digelorakan sekaligus diimplementasikan secara jelas di setiap lapangan kehidupan rakyat serta negara. Selanjutnya, mengenai upaya membumikan ideologi Pancasila, Megawati Soekarnoputri mengatakan, memang ini pernah ada tantangan dari segelintir orang yang tak paham tentang negara pejuang Indonesia ini.
"Katanya, ideologi itu di awang-awang, sulit direalisasikan. Jadi Pancasila juga sebagai ideologi negara susah
dibumikan," katanya.
Ia pun mengutip kata-kata Sang Penggali Pancasila, Bung Karno, guna memberi metoda praktis membumikan Pancasila. "Benar, Bung Karno bilang itu (Pancasila) 'star light', bintang pembimbing. Nelayan dan pelaut selalu cari 'bintang timur' untuk membimbingnya ke arah mata angin yang benar. Itulah juga Pancasila sebagai pembimbing rakyat Indonesia ke posisi bangsanya secara benar," tuturnya.
Ia mengatakan pula, kalau tak mau panjang-panjang memahami kata-kata Pancasila yang banyak dalam lima sila itu, cukup saja dengan menyimaknya dalam kata 'gotong royong'. "Yah, Bung Karno bilang cukup pahami saja maknanya dalam kata ini: 'Gotong Royong', lalu bumikan itu ke segala kiprah perjuangan kita," tegasnya.
Seluruh kader PDIP dimintanya mewaspadai erosi nilai-nilai gotong royong. "Jangan kita ikut menjadi warga bangsa yang semakin individual, tak perduli dengan sesama serta lingkungan. Ini bertentangan dengan ideologi kita itu," ujarnya.