Kamis 17 Mar 2011 18:28 WIB

Dekan UI Galang Dana Bencana Jepang

Rep: C02/ Red: Didi Purwadi
Helikopter Angkatan Udara Jepang berusaha mendarat di dekat bangunaan yang porakporanda di  Minamisanrikucho, Prefektur Miyagi, Sabtu (12/3)
Foto: AP
Helikopter Angkatan Udara Jepang berusaha mendarat di dekat bangunaan yang porakporanda di Minamisanrikucho, Prefektur Miyagi, Sabtu (12/3)

REPUBLIKA.CO.ID,BEJI - Sebagai bentuk kepedulian terhadap bencana di Jepang, dekan-dekan Universitas Indonesia menggelar aksi penggalangan dana di auditorium Fakultas Ilmu Budaya, Kamis (17/3). Aksi ini dipelopori oleh 3 dekan UI, yaitu Fakultas Teknik Prof. Bambang Sugiarto, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Dr. Bambang Shergy, dan Fakultas Ilmu Budaya Bambang Wibawarta.

“Persahabatan antara Indonesia dan Jepang sudah lama terjalin. Mereka tiba ketika Indonesia mengalami bencana. Ini merupakan wujud solidaritas UI terhadap bencana di sana,” ujar Dekan FIB saat membuka Gerakan Galang Dana Jepang.

UI juga sedang mempertimbangkan untuk mengirim tenaga bantuan ke negara tersebut. “Kebetulan di UI ada crisis center yang mempunyai kompetensi dalam persoalan ini,” tambah Bambang. Hanya saja, pengiriman tersebut harus berdasarkan kebutuhan yang akurat serta persiapan relawan yang matang. Hal ini dilakukan agar para relawan tidak menjadi beban bagi pemerintah Jepang.

Ia berharap gerakan ini dapat terus berlanjut. Tidak hanya para akademisi saja, namun juga masyarakat luas ikut membantu meringankan beban rakyat Jepang. Momen ini harus menjadi bukti kepedulian masyarakat Indonesia terhadap bencana tersebut. Meskipun tidak banyak, bantuan tersebut setidaknya akan sedikit mengurangi beban masyarakat Jepang.

Acara tersebut dimulai pukul 13.00 hingga pukul 16.30. Acara ini diisi dengan berbagai pagelaran kebudayaan Jepang seperti pembacaan puisi dan lagu berbahasa Jepang. Lagu dan puisi tersebut mengisahkan berbagai bencana yang terjadi di Jepang. Lagu dan puisi itu juga menggambarkan kegigihan rakyat Jepang dalam menghadapi bencana.

Pengumpulan dana tersebut ditutup dengan pembacaan kisah korban bom atom Hiroshima yang terjadi pada 1945.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement