REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Sebagai bentuk simpati dan kepedulian atas gempa dahsyat yang terjadi hari Jumat, 11 Maret 2011 sekitar pukul 14.46 Waktu Jepang yang berkekuatan 8,8 Skala Richter, warga nahdliyin di Jepang mengadakan acara dzikir dan doa bersama. Kegiatan yang diadakan oleh Pimpinan Cabang Internasional Nahdlatul Ulama Jepang ini diadakan di kediaman Ketua Tadfidziah, Muhammad Aziz, di Odaiba, Tokyo.
Selain itu, pihak NU Jepang yang kini sedang mendata warganya yang berada di Jepang juga membuka hotline 24 jam. "Mudah-mudahan tidak ada WNI yang jadi korban," kata Muhammad Aziz. Hotline yang disediakan NU Jepang berupa Call Center atau Email Center bagi warga NU maupun warga Indonesia secara keseluruhan yang berdomisili di Jepang melalui No kontak 03-5520-6956 atau HP 090-3739-7412, serta mail: [email protected].
Menurut Aziz, di balik musibah besar ini ada pembelajaran yang bisa diambil oleh pemerintah Indonesia yang kondisi alamnya memiliki kesamaan sebagai daerah rawan gempa dan tsunami. "Dari bencana yang terjadi kali ini, kita dapat melihat dan belajar bagaimana tanggap dan sigapnya pemerintah dan masyarakat Jepang dalam menangani bencana ini," ujarnya.
Menurutnya, peringatan dini baik untuk gempa dan tsunami memang sangat bagus di Jepang. "Beberapa detik sebelum gempa sudah ada pemberitahuan lewat speaker yang terinstalasi di setiap kantor. Begitu pula dengan tsunami, beberapa jam sebelumnya sudah ada warning tentang waktu dan ketinggiannya," jelas Muhammad Aziz yang saat ini sebagai bekerja sebagai asisten profesor di Tokyo Institute of Technology.