Sabtu 12 Mar 2011 17:31 WIB

Gubernur Bali Minta PJTKI Data WNI di Jepang

Rep: achmad baraas/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR - Gempa dan tsunami yang melanda Jepang, membuat khawatir Gubernur Bali, Made Mangku Pastika.

Seusai kegiatan Dharma Santi Nyepi Tahun Baru Saka 1933 di rumah jabatan Gubernur di Denpasar, Sabtu (12/3), Gubernur menginstruksikan instansi terkait di Bali untuk mendata seluruh warga Bali yang sedang berada di Jepang. "Kami mengimbau perusahaan pengerah tenaga kerja ke Jepang untuk melakukan pendataan, sehingga bisa diketahui kondisinya, apakah ada warga Bali yang menjadi korban gempa bumi dan tsunami," katanya.

Bali dan Jepang selama ini telah menjalin hubungan yang sangat baik dalam berbagai bentuk kerja sama. Selain Jepang menjadi salah satu negara penyumbang wisatawan yang sangat besar ke Bali setelah Australia, warga Bali juga banyak yang bekerja di negeri Matahari Terbit itu.

Dikatakan Gubernur, melalui pendataan yang dilakukan, akan diketahui secara pasti jumlah warga Bali yang kini berada di Jepang dan diketahui kondisinya, untuk kemudian dilakukan langkah-langkah yang diperlukan. Pastika meyakini jumlah warga Bali di Negeri Sakura mencapai ribuan orang, baik yang sedang kuliah, magang, maupun yang masih dalam ikatan kontrak kerja.

Dengan berbekal data-data warga Bali di Jepang itu lanjut Pastika, Pemprov akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri, untuk mendalami data-data itu, apakah mereka tinggal di kawasan pusat gempa atau di daerah yang aman. "Tentunya kita semuanya berharap mereka dalam keadaan selamat," kata Pastika.

Menurut Gubernur, untuk mengetahui warga Bali yang ada di Jepang, Pemprov Bali terkendala oleh kenyataan bahwa tidak semua warga Bali berangkat melalui jalur resmi. Banyak di antara mahasiswa Bali yang ada di Jepang berangkat secara swadaya, sehingga untuk melacak keberadaannya agak kesulitan. Karena itu tambah Gubernur, pihaknya akan melakukan koordinasi melalui jalur lintas instansi.

"Kami juga berharap keluarga dari warga Bali di Jepang, ikut aktif menghubungi keluarga atau anaknya yang ada di Jepang dan aktif pula berkoordinasi dengan instansi terkait," katanya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement