Jumat 11 Mar 2011 23:43 WIB

Warga Jayapura Pantau Tsunami dari Ketinggian

Pulau jepang diguncang gempa dahsyat yang menimbulkan tsunami.
Foto: NHK
Pulau jepang diguncang gempa dahsyat yang menimbulkan tsunami.

REPUBLIKA.CO.ID,JAYAPURA - Warga Kota Jayapura dan sekitarnya berdiri dari tempat dataran tinggi untuk memantau ke arah laut guna mengamati kemungkinan terjadinya tsunami yang dikabarkan akan melanda daerah itu.

Pantauan ANTARA di Jayapura, Jumat (11/3), meski sudah ada siaran resmi yang ditayangkan berbagai media elektronik bahwa peringatan bahaya tsunami di seluruh Indonesia telah dicabut pihak BMKG, masih banyak warga yang mengaku masih was-was untuk pulang ke rumahnya. "Biar kami di sini dulu, besok pagi saja baru pulang ke rumah," Kata Abdul Muin, salah seorang warga Hamadi, yang mengungsi di dataran tinggi Polimak, Jayapura.

Meski sudah ada pemberitahuan lewat media bahwa peringatan bahaya tsunami sudah dicabut, Abdul Muin dan keluarganya mengaku belum berani pulang kerumah. "Maklum saja, ini baru pertama kali terjadi. Makanya, keluarga tadi sempat panik dan segera mencari tempat aman," paparnya.

Saat ini situasi kota Jayapura dan sekitarnya relatif sepi. Pemilik pertokoan memilih menutup usahanya lebih awal. Sementara, lalulintas jalan raya juga relatif lebih sepi dibanding hari lainnya.

Sebelumnya pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika wilayah V Jayapura dan Papua mengeluarkan peringatan akan terjadi tsunami di wilayah perairan Papua bagian utara. "Yang termasuk Perairan Papua bagian Utara yakni, Jayapura, Sarmi, Biak, Serui dan daerah sekitarnya," demikian BMKG Wilayah V Jayapura dan Papua.

Kemungkinan ssunami akan sampai di perairan Papua bagian utara pada pukul 20.00 WIT. Akibatnya, seluruh warga Jayapura yang tinggal di pesisir pantai memilih mengungsi. Tujuan pengungsian antara lain perbukitan di kawasan APO, Bhayangkara, Polimak, Angkasa, Abepura dan sekitar kawasan Kodam XVII Cenderawasih yang memang relatif dataran tinggi.

Rusdy Wear, warga Dok V Jayapura, mengatakan sesaat setelah mendapat informasi akan adanya tsunami, ia dan keluarganya langsung mengungsi ke rumah saudaranya yang ada di Bhayangkara. "Kami semua memilih mengungsi untuk menghindari kemungkinan jatuhnya korban. Sebagai manusia, kita tentu akan mencari selamat," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement