Selasa 22 Feb 2011 20:09 WIB

Dewan Pers: Dipo Alam Frustasi dan Haus Kekuasaan

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Krisman Purwoko
Dipo Alam
Dipo Alam

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dewan Pers menyesalkan pernyataan Sekretaris Kabinet, Dipo Alam yang mengancam akan memboikot media. Dewan Pers menuding Dipo sedang menderita pernyakit. “Saya menduga Dipo mengidap dua penyakit, yaitu dia sedang frustasi atau dia sedang menderita penyakit haus kekuasaan,” ujar Ketua Dewan Pers  Bagir Manan dalam sebuah diskusi di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Selasa (22/2).

Menurutnya, salah satu ciri kekuasaan itu adalah cenderung untuk memperbesar diri orang yang memegang kekuasaan itu sendiri. Sehingga, Bagir menyatakan kekecewaan atas sikap Dipo yang saat ini merupakan salah satu pejabat tinggi negara tersebut.

Bagir melanjutkan,  saat ini pandangan politik Dipo sangat berbeda. Dipo yang dulunya Ketua Dewan Mahasiswa UI itu, mungkin lupa, bahwa dulunya ia berasal dari kalangan  aktivis yang sangat kritis terhadap pemerintah Soeharto, bahkan pernah ditahan di penjara, akibat sikap kritisnya itu “Namun kok sekarang justru alergi dengan sikap kritis media, ada apa dengan Dipo,” ujar Bagir.

Meski ada ancaman dari Dipo soal pemboikotan terhadap media, Bagir mengatakan untuk kalangan media tidak perlu menghiraukan  ancaman Dipo tersebut. Bagir berharap media tetap berada pada jalurnya untuk mencari berita berdasarkan fakta dan tetap kritis terhadap kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan keinginan masyarakat.

Seperti diketahui, menghadapi kritikan terhadap pemerintah  yang berlangsung di media massa, Sekretaris Kabinet Dipo Alam menyerukan untuk memboikot media massa yang bersikap kritis terhadap pemerintah. Dipo mengeluarkan instruksi kepada instansi pemerintah untuk tidak memasang iklan di media massa yang cenderung kritis.

"Kalau intinya media ini terus mengkritik tidak ada menit tidak ada jam saya instruksikan memang (boikot). Buat apa pasang (iklan) di sana," ujar Dipo di sela rapat kerja pemerintah di Istana Bogor, Senin (21/2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement