REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Ketua Umum DPN Hiimpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Prabowo Subianto, menuding pemerintah berkuasa kurang bisa mengoptimalkan kekayaan alam dalam perut bumi Indonesia. Akibatnya, kesejahteraan hanya dirasakan kaum elit dan masyarakat kelas bawah akan terus berada dalam lingkaran kemiskinan.
"Kemiskinan masih merajalela. Petani hidupnya masih terpuruk. Itu karena pemerintah bodoh dan tolol sehingga kekayaan alam melimpah tak bisa dirasakan masyarakat kelas bawah," ujar Prabowo saat melantik pengurus HKTI Jawa Timur di Surabaya, Ahad (20/2).
Pemerintah, menurutnya, lebih senang bermain dengan angka statistik padahal angka kemiskinan masih banyak. "Itulah kelemahan pemerintah," tegasnya.
Menurut Prabowo, penguasa lebih suka mencari kambing hitam dan mengkritisi orang lain terkait masih terpuruknya kondisi bangsa. Dikatakannya, elit penguasa dari dulu tidak pandai untuk belajar keadaan masa lalu sehingga Indonesia saat ini tidak maju-maju jika dibandingkan dengan Singapura, Malaysia, maupun Thailand.
"Pemerintah punya hak mengelola kekayaan alam, tapi malah membiarkannya dikuasai bangsa lain. Itu membuat masyarakat Indonesia masih miskin," tegas Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra tersebut.
Prabowo melanjutkan, pemerintah sekarang sudah sangat keterlaluan dalam menjalankan perekonomian neoliberal. Diterangkannya, kebijakan ekonomi pemerintah tidak mempunyai strategi jelas sehingga dengan mudahnya membebaskan produk luar negeri beredar di Indonesia.
Prabowo menyebut dibukanya keran impor secara luas tanpa ada niatan untuk melakukan proteksi terhadap produk asli masyarakat Indonesia dari kalangan petani, nelayan, maupun pengrajin kecil. "Elite pemerintah mengizinkan pembukaan impor terhadap 57 komoditas dengan nol persen bea masuk. Hal itu jelas bodoh sebab akan mematikan produk yang dibuat kalangan bawah," tuturnya.
Ia tak habis pikir bagaimana mungkin pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan impor ikan lokal, seperti ikan asin, patin, dan lele. "Saya katakan sekali lagi pemerintah bodoh dan tolol mengapa sampai harus melakukan impor ikan asin dan ikan jenis lainnya yang sebenarnya bisa disediakan para peternak ikan," tandas Prabowo.