REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mantan Presiden BJ Habibie menyinggung soal lepasnya Timor Timur dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi I DPR, di gedung DPR, Senin (31/1). Rapat tersebut mengangkat topik pengembangan industri pertahanan dalam negeri, namun Habibie sempat berbagi cerita soal Timtim di sela paparannya tentang industri pertahanan dalam negeri di hadapan anggota dewan ini.
Habibie menyinggung soal Timtim ketika dia mengulas perbincangan antara dirinya dengan dubes Indonesia yang akan bertugas di Timtim. Seperti diketahui, Timtim menggelar referendum dan memisahkan diri dari Indonesia ketika Habibie masih menjabat sebagai Presiden. "Yang memutuskan (referendum) bukan saya, tapi wakil rakyat di MPR," kata Habibie mengungkapkan awal kronologis lepasnya Timtim.
Habibie mengatakan, proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibuat proklamator Soekarno-Hatta adalah untuk wilayah yang pernah dijajah Belanda. "Bukan untuk Malaysia, bukan untuk Singapura, bukan untuk Brunei, bukan termasuk Timor Timur," kata Habibie. Hal yang mengikat Indonesia dan Timtim adalah penderitaan yang sama-sama ditindas penjajah.
Selain itu, Habibie menambahkan, Indonesia dengan Timtim sempat memiliki ikatan karena Pembukaan UUD 1945 secara eksplisit mengatakan bahwa bangsa ini yang dijajah lama tidak akan mentoleransi penjajahan. "Oleh karena itu kita tidak memihak penjajah, tapi kita memihak yang dijajah," kata Habibie.