REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar menyatakan, munculnya kotak 'Koin untuk Presiden' dinilai keterlaluan. Menurut dia, orang-orang yang memotori adanya kotak itu tidak memiliki jiwa nasionalisme.
"Di mana jiwa nasionalisme, jika pemimpin diperlalukan sinis seperti itu," tegasnya di DPR, Rabu (26/1). Menurut Patrialis, Presiden adalah kepala negara yang dipilih langsung oleh rakyat, sehingga perilaku satir itu dianggap melecehkan institusi negara.
Patrialis menjelaskan, ucapan presiden soal kenaikan gaji itu sebenarnya merupakan dukungan kepada aparat negara agar bekerja secara maksimal. Presiden SBY, jelas dia, mencontohkan dirinya untuk tetap fokus bekerja meski tidak pernah gajinya dinaikkan. "Kenapa harus diterjemahkan secara sinis? Saya sebagai warga negara merasa prihatin dan menyesalkan tindakan itu," tukasnya.