Rabu 26 Jan 2011 16:36 WIB

Patrialis Anggap 'Koin Untuk Presiden' Keterlaluan

Rep: Agung Budiono/ Red: taufik rachman
Kotak \'Koin untuk Presiden\' beredar di DPR menyusul curhat Presiden SBY soal gajinya yang tak naik-naik.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Kotak \'Koin untuk Presiden\' beredar di DPR menyusul curhat Presiden SBY soal gajinya yang tak naik-naik.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar menyatakan, munculnya kotak 'Koin untuk Presiden' dinilai keterlaluan. Menurut dia, orang-orang yang memotori adanya kotak itu tidak memiliki jiwa nasionalisme.

"Di mana jiwa nasionalisme, jika pemimpin diperlalukan sinis seperti itu," tegasnya di DPR, Rabu (26/1). Menurut Patrialis, Presiden adalah kepala negara yang dipilih langsung oleh rakyat, sehingga perilaku satir itu dianggap melecehkan institusi negara.

Patrialis menjelaskan, ucapan presiden soal kenaikan gaji itu sebenarnya merupakan dukungan kepada aparat negara agar bekerja secara maksimal. Presiden SBY, jelas dia, mencontohkan dirinya untuk tetap fokus bekerja meski tidak pernah gajinya dinaikkan. "Kenapa harus diterjemahkan secara sinis? Saya sebagai warga negara merasa prihatin dan menyesalkan tindakan itu," tukasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement