REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menemukan data bahwa anggaran 'pelesiran' pemerintah pada 2011 membengkak puluhan triliun rupiah .
Jumlah anggaran perjalanan itu jauh lebih besar dari jumlah anggaran Jaminan Kesehatan Masyarakat 2011 yang sebesar Rp 5,6 triliun dan anggaran belanja fungsi kesehatan yang sebeasr Rp 19,8 triliun.
Sekjen Fitra, Yuna Farhan, mengungkapkan, belanja perjalanan membengkak, yang pada rancangannya (RAPBN 2011) Rp. 20,9 triliun, menjadi Rp. 24,5 triliun.
''Belanja perjalanan yang biasanya diuraikan pada nomenklatur belanja barang, pada dokumen Data Pokok APBN 2011, tidak lagi diuraikan (dicantumkan). Rupanya, untuk menghindari kritik publik atas membengkaknya belanja perjalanan, Pemerintah justru menutupi belanja perjalanan ini,'' tegas Yuna.
Menurut Yuna, belanja perjalanan adalah belanja yang terus membengkak setiap tahunnya. Pada APBN 2009 misalnya, alokasi belanja perjalanan Rp. 2,9 trilyun, namun melonjak pada APBN-P 2009 menjadi Rp.12,7 triliyun, bahkan membengkak menjadi Rp.15,2 trilyun pada realisasinya.
Hal yang sama terjadi di tahun 2010, pada APBN Pemerintah menetapkan Rp.16,2 trilyun, pada APBN-P membengkak menjadi Rp.19,5 trilyun.