REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lily Chadidjah Wahid lepas tangan soal konflik kepengurusan PKB antara Muhaimin Iskandar dan Yenny Wahid. Sampai saat ini, dia juga pesimis akan adanya islah.
"Dengan saya tidak berhubungan (Yenny). Dengan Cak Imin sendiri saya tidak berhubungan. Keduanya tidak membawa garis politiknya Gus Dur," ujar Lily di sela-sela acara mengenang satu tahun wafatnya Gus Dur di gedung Mahkamah Konstitusi, Rabu (29/12).
Dia justru menganggap garis politik kedua orang tersebut sudah masuk dalam kategori politik transaksional.
Kemudian ketika ditanya wartawan tentang rencana pembentukan PKB baru oleh Yenny Wahid, Lily memilih tidak ambil pusing. "Itu urusan Yenny," katanya.
Terkait konflik kaum muda di tubuh PKB itu, dia melihat akan sulit tercapai islah antara Yenny dan Muhaimin. Sebab keduanya sama-sama memiliki ego yang sama-sama kuat. Sehingga tidak ada orang ketiga yang bisa mendamaikan mereka. "Nggak ada. Mereka merasa dirinya sudah diatas semua orang, jadinya susah," ujar Lily.
Masing-masing sudah kompak dengan orang-orang yang memiliki kepentingan. Padahal jika nantinya karena konflik ini PKB menjadi hancur, orang lain yang justru mengambil keuntungannya. Massa PKB yang banyak bisa ditarik kesana kemari oleh orang-orang tersebut. "Sebagai orang tua, saya menyayangkan mereka," kata Lily.