Rabu 15 Dec 2010 05:16 WIB

Choirul Anam Kembali Pimpin PKNU

PKNU
PKNU

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Duet KH Abdul Adhim Suhaimi dan Choirul Anam terpilih sebagai pemimpin Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU). Keduanya secara aklamasi ditetapkan sebagai ketua dewan syura dan ketua umum dewan tanfidz dalam Muktamar I PKNU di atas Kapal Motor Penumpang Lambelu yang berlayar di Laut Jawa, Selasa (14/12).

Pleno muktamar menetapkan secara aklamasi Suhaimi dan Anam karena keduanya merupakan calon tunggal untuk posisi ketua dewan syura dan ketua umum dewan tanfidz. Muktamar I PKNU yang digelar dalam pelayaran dari Surabaya menuju Jakarta tersebut diikuti 27 dari 33 DPW dan 267 dari 400-an DPC PKNU se-Indonesia.

Saat penjaringan calon ketua dewan syura, selain Suhaimi, Alwi Shihab juga memenuhi syarat. Namun, Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah itu menyatakan tidak bersedia dicalonkan.

Sementara dalam penjaringan calon ketua umum dewan tanfidz, hanya Choirul Anam yang memenuhi syarat. Beberapa nama lain yang diusulkan perolehan dukungannya kurang dari 20 persen.

Selanjutnya Suhaimi dan Anam ditambah lima orang dari perwakilan DPW dan perempuan ditetapkan sebagai formatur yang bertugas menyusun kepengurusan DPP PKNU periode 2010-2015.

Sebelumnya, KH Abdullah Faqih telah terlebih dulu ditetapkan sebagai rois mustasyar atau ketua dewan penasehat PKNU.

Penggelaran muktamar PKNU di atas KMP Lambelu milik PT PELNI mendapat penghargaan dan dicatat sebagai prestasi oleh Musium Rekor Dunia Indonesia (MURI).

"Ini peristiwa unik, pertama, dan langka. Memang sudah banyak kegiatan yang dilakukan di atas kapal, namun untuk kongres atau muktamar partai, ini yang pertama kali," kata Manajer MURI Sri Widyawati, Senin lalu.

Ketua Panitia Pengarah Muktamar PKNU Chudry Sitompul menjelaskan, muktamar di atas kapal bukan dimaksudkan untuk mencari sensasi, melainkan untuk mengingatkan bahwa Indonesia merupakan negara bahari.

Sementara Ketua Panitia Pelaksana Muktamar, Mukhtar Taher, menjelaskan, pihaknya mengeluarkan biaya sekitar Rp1,2 miliar untuk menggelar muktamar tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement