REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Komisi VI DPR-RI akan membentuk Panitia Kerja (Panja) untuk menyelidiki adanya kejanggalan-kejanggalan saat penawaran saham perdana (IPO) PT Krakatau Steel Tbk.
"Pembentukan Panja menjadi jalan untuk membuka data-data terkait proses dan hingga penjatahan saham IPO KS," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR-RI, Aria Bima, di sela Rapat Dengar Pendapat dengan Menteri BUMN Mustafa Abubakar, di Gedung DPR/MPR-RI, Jakarta, Selasa malam.
Menurut Aria, patut diduga IPO KS penuh dengan kesalahan prosedur karena tidak mengikuti aturan-aturan yang berlaku. "Harus diusut tuntas, mengapa harga saham IPO KS sangat rendah. Sisi penjatahan, juga harus diungkap sehingga diketahui apakah ada pihak yang diuntungkan secara pribadi atau tidak," kata Aria Bima.
Ia menuturkan, banyak kejanggalan dalam IPO KS, data-data masih sangat tertutup sehingga menyulitkan melacak alur dana IPO melalui penjatahan saham yang diputuskan. Hampir seluruh anggota komisi VI sepakat membentuk Panja.
Saat rapat setidaknya 23 anggota DPR mengajukan pertanyaan, terkait IPO KS. Sementara itu, Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan, dirinya tidak tahu soal data alokasi saham KS. "Pembentukan Panja kami serahkan kepada DPR, apa yang terbaik menurut Dewan kita ikuti," ujar Mustafa.
KS pada tanggal 10 November 2010 melakukan debut IPO dengan melepas 3.155.000.000 pada harga Rp850 per lembar, dengan yang diraup sekitar Rp2,6 triliun. Namun aksi korporasi ini kemudian mengundang pro dan kontra, setelah sejumlah kalangan menilai bahwa harga saham IPO sebesar Rp850 per lembar terlalu murah.