Senin 29 Nov 2010 23:03 WIB

Aktivitas Menurun, Namun Status Awas Merapi Masih Diberlakukan

Rep: Rosyid Nurul Hakim/ Red: Siwi Tri Puji B
Merapi
Foto: bbc.co.uk
Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Pantauan Badan Geologi Kementerian Energi dan sumber Daya Mineral, Senin (29/11), menunjukan adanya penurunan gempa multiphase, gempa tremor, gempa guguran, dan gempa vulkanik. Sejak tiga hari ini pun tidak tampak adanya awan panas.

Pada pantauan yang dilakukan sejak pukul 00.00 hingga 06.00 itu, gempa multiphase yang terjadi hanya 19 kali saja. Angka ini jauh menurun jika dibandingkan dengan aktivitas Merapi selama tiga hari ini. Pada tanggal 27 November 2010, gempa multiphase yang terjadi sebanyak 51 kali, sedangkan pada 28 November 2010 turun menjadi 40 kali.

Untuk gempa tremor, setelah terjadi secara beruntun pada Sabtu (27/11) dan menurun menjadi 13 kali pada Minggu (28/11). Pada Senin hingga pukul 06:00 tadi belum satupun gempa tremor yang terjadi. Gempa guguran juga mengalami penurunan selama tiga hari ini. Dari pantauan terakhir, gempa itu hanya terjadi 4 kali. Sebelumnya pada Sabtu telah terjadi sebanyak 26 kali, lalu pada Minggu hanya terjadi 11 kali. Sedangkan gempa vulkanik sudah tidak terjadi lagi.

Kemudian endapan lahar juga masih tampak di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Dari arah Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, hingga Barat Laut, meliputi Kali Woro, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, Sat, Lamat, Senowo, Tringsing dan Apu.

Berdasarkan pantauan tersebut, Kepala Badan Geologi, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, masih menetapkan Gunung Merapi pada status Awas. "Berdasarkan pemantauan instrumental dan visual, aktivitas Gunung Merapi masih tinggi," tulisnya dalam laporan pemantauan Gunung Merapi, Senin (29/11).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement