REPUBLIKA.CO.ID,WONOSOBO--Abu Merapi menyebar keberbagai daerah, seperti, Magelang, Purworejo, Kebumen, Wonosobo hingga Tasikmlaya. Sementara Temanggung, relatif bersih dari hujan abu, kalaupun ada sangat tipis dan hanya sebentar.
Karena hujan abu di Wonosobo yang terjadi sejak beberapa hari ini cukup tebal, Bupati Drs H Kholik Arif, minta seluruh sekolah diliburkan selama dua hari, yaitu tanggal 5 dan 6 November. ‘’Karena abu cukup tebal dan guyurannya lebat, kita khawatir kesehatan masyarakat terganggu, untuk menghindari dampak buruk debu vulkanik, saya instruksikan sekolah-sekolah diliburkan dua hari,’’ serunya, Jumat (5/11).
Namun demikian, kata Kholik, meski tidak ada kegiatan belajar mengajar, kepala sekolah dan guru tetap datang ke sekolah, untuk melihat kondisi sekolah. ’’Pemerintah juga mengimbau, jika keluar rumah seluruh masyarakat hendaknya tetap memakai masker dan pelindung mata (kacamata),’’ pintanya.
Abu vulkanik hasil letusan Gunung Merapi tersebut, menurutnya, mengandung silika dan sulfur oksida, bila terhirup dalam jumlah yang cukup banyak dapat membahayakan. Akibat guyuran hujan abu cukup lebat kamis (4/11) hingga Jum’at(5/11) kemarin, jalan menuju Purworejo, persisnya di Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, macet, karena terhalang pohon-pohon tumbang di badan jalan. Kendaraan yang dari Wonosobo maupun sebaliknya tertahan di Dusun Dander, Desa Maron, Purworejo.
Selain kendaraan truk yang tidak bisa melewati jalur tadi, adalah bus-bus tiga perempat dan mobil pribadi. “Hujan abu di wilayah ini sudah terjadi sejak kemarin sore,” ujar Ny Zaimah (40) warga Dukuh Dander, Desa Maron, Purworejo Jumat (5/11).
Dengan dibantu petugas Polres Purworejo, di tengah guyuran hujan abu yang makin dras, bahkan juga hujan, warga berupaya menyingkirkan batang-batang pohon yang bertumbangan. Namun karena banyaknya pohon yang roboh dan hampir terjadi di sepanjang jalur itu, upaya membuka jalur itu diperkirakan memakan waktu cukup lama, apalagi pembersihan dilakukan secara manual.
Diperkirakan, pepohonan yang tumbang tersebut akibat tidak kuat menahan abu yang menempel di dedaunan. ‘’Wah kalau pohon bambu jangan ditanya mas, yang roboh jumlahnya mencapai ratusan, dan juga pohon-pohon kecil lain,’’ kata Sumartono, warga Wonosobo yang urung melalui jalur itu dan memilih pulang ke rumah.
Sementara itu, meski berbatasan dengan kabaupaten Magelang dan Wonosobo, hingga kemarin wilayah Temanggung relatif tak tersentuh hujan abu. Hari Nugroho, seorang warga Temanggung mengaku heran, sebab daerah Wonosobo yang juga berbatasan dengan daerahnya, abu mengguyur cukup pekat. “Mungkin anginnya kencang, sehingga tidak mengguyur Temanggung tapi langsung ke Wonosobo. Kata saudara saya malah sampai di Tasikmalaya, Jawa Barat,” katanya.