Jumat 05 Nov 2010 04:46 WIB

LIPI-Singapura Lakukan Kajian Ilmiah Tsunami Mentawai

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana memfasilitasi Tim Survei Tsunami Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia dan Earth Observatory of Singapore untuk melakukan kajian ilmiah pascabencana tsunami Mentawai, Sumatera Barat. Staf Khusus Presiden Andi Arief di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa sasaran dari survei ini adalah pengukuran secara ilmiah dan sistematik tinggi gelombang di pantai, jauhnya limpasan tsunami serta tinggi hempasan gelombang "run-up" di berbagai lokasi, khususnya lokasi-lokasi tempat terjadi banyak korban. "Tim juga akan mengumpulkan data peristiwa bencana tsunami dari para saksi mata yang dapat ditemui di lapangan," ujarnya.

Rencananya tim akan berangkat Jumat (5/11) dari Bengkulu menuju Pulau Pagai dengan memakai KM Andalas, kapal kargo-penumpang dengan panjang 27 meter yang biasa dipakai LIPI untuk penelitian gempa-tsunami di Mentawai selama bertahun-tahun. Diperkirakan tim akan melakukan survei lapangan selama 10 - 14 hari untuk kemudian kembali via Padang.

"Tim juga membawa berbagai suplai bantuan berupa makanan, minuman, pakaian dan kebutuhan lain yang dikumpulkan oleh tim dari sumbangan pribadi para staf LIPI, EOS, dan berbagai pihak lainnya guna didistribusikan ke masyarakat yang terkena bencana di lokasi-lokasi yang akan didatangi," lanjut Andi Arief.

Hasil kajian ini diharapkan akan membantu para ahli untuk lebih mengerti tentang apa yang sudah terjadi di Mentawai. Data akurat dari tinggi gelombang, jauhnya limpasan, dan run-up adalah data primer yang esensial untuk validasi pengembangan model simulasi tsunami. Model yang valid akan memberikan penjelasan mengapa kejadian tsunami 26 Oktober memakan demikian banyak korban.

Selain itu, model simulasi juga akan membantu para ahli untuk mengetahui di mana sumber patahan gempa yang membangkitkan tsunami tersebut. Selanjutnya diharapkan para ahli dapat mengaplikasikan pengetahuan tentang sumber gempa 26 Oktober 2010 dan karakteristik tsunami yang dibangkitkannya untuk memprediksi lebih akurat lagi tentang potensi dampak bencana dari gempa besar yang menurut prediksi ilmiah masih akan terjadi lagi di kemudian hari dengan kekuatan dapat mencapai 8,8 SR.

Para peneliti tersebut terdiri atas Dr Danny Hilman (LIPI), Prof Kerry Siech (Singapura), Ir Bambang Widyoko, M.SC. (LIPI), Dr Jose Borrero (Amerika), Dr Herman Fritz (Amerika), Dr Li Lin-Lin (Singapura), Qiu Qiang (NTU Singapura), Tius (Kandidat Doktor Great-CrATER ITB), Dr Eko Yulianto (LIPI), Prof Dr. Kenzi Shitake (Jepang), Dr Nishimura (Jepang), dan Purna (Kandidat Doktor-Jepang).

sumber : ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement