Sabtu 30 Oct 2010 19:21 WIB

Abu Tebal Merapi Selimuti Yogyakarta

Rep: neni/ Red: Krisman Purwoko
Sejumlah warga lereng Gunung Merapi menggunakan mobil bak terbuka meninggalkan desa mereka melintasi jalan di Desa Kalibening, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (30/10)
Foto: antara
Sejumlah warga lereng Gunung Merapi menggunakan mobil bak terbuka meninggalkan desa mereka melintasi jalan di Desa Kalibening, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (30/10)

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Akibat letusan Gunung Merapi yang terjadi Jum'at malam sekitar pukul 23.45, abunya sampai di wilayah DIY antara lain: kota Yogyakarta, Sleman, Bantul dan Kulon Progo.

Abu menyelimuti semua benda yang berada di luar  seperti pohon-pohon, motor dan di jalanan tebal abu mencapai  satu hingga dua sentimeter. ''Hingga sekarang hujan abu masih terus berlangsung, meskipun tak sebesar tadit ydiunioi hari,''kata Andi warga Nglarang Lor, Godean, Sleman, pada Republika, Sabtu (30/10).

Andi mengaku pagi sekitar pukul 03:00 keliling Malioboro dimana-mana tertutup abu. Baju dan motornyapun diselimuti debu. ''Semula saya mau menuju ke arah utara, tetapi sampai di daerah UGM (jalan Kaliurang Km.4) sudah tidak lagi karena terkena debu dan batu kerikil cukup banyak,''tutur dia.

 

Di wilayah Pundong, Bantul pagi ini sekitar pukul 06.00 tampak datang awan gelap dari utara. ''Di sini ada abu  masih tipis, tapi saya lihat tampak awan tebal hitam datang dari utara,''tutur Anna warga Paten Pundong Bantul. Di wilayah jalan Imogiri Timur abu juga sudah tebal. ''Kalau abu masih turun terus tidak bisa menjemur di luar,''kata Tatik warga Tamanan Asri, Banguntapan Bantul.

Sehubungan dengan hal itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY Bondan Agus Suryanto mengimbau kepada seluruh masyarakat di Yogyakarta menggunakan masker. Demikian pula anak-anak sekolah yang di wilayahnya ada abu juga diimbau untuk menggunakan masker supaya jangan sampai terkena gangguan pernafasan.

''Karena abu Merapi ini merupakan partikel yang tidak semestinya ada sehingga bisa ganggu pernafasan bisa terhirup dalam jumlah  tertentu,''kata Bondan pada Republika, Sabtu pagi (30/10).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement