Sabtu 30 Oct 2010 00:17 WIB

Komisi I DPR Berharap Obama Tidak Bahas Papua

Presiden AS, Barack Obama
Presiden AS, Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq berharap Presiden Amerika Serikat Barrack Obama tidak membahas persoalan Papua, dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke Indonesia pada November 2010. Mahfudz mengatakan, masalah Papua sudah selesai setelah keluarnya konsensus nasional oleh pemerintah Indonesia yang memberikan otonomi khusus ke daerah itu.

"Indonesia harus tegas terhadap Amerika Serikata soal Papua karena masalah Papua sudah selesai. Pemerintah Amerika Serikat harus menghargai apa yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia," kata Mahfudz.

Ia mengemukakan, diangkatnya masalah Papua dalam kunjungannya ke Indonesia terlihat dari kunjungan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia ke Papua guna meninjau langsung apa yang sedang terjadi di Papua. "Siapapun, negara manapun, harus menghormati apa yang dilakukan Indonesia, termasuk Amerika Serikat," ujarnya.

Mahfudz meminta Pemerintah Indonesia menegaskankan kembali komitmen AS untuk membantu meningkatkan kapasitas militer dan industri pertahanan dalam negeri.  "Indonesia harus meminta kepada Amerika Serikat agar bagaimana ke depan, AS bisa memberikan kebijakan yang lebih baik dan kuat terhadap masalah pertahanan Indonesia," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, Indonesia harus kembali mengingatkan Amerika Serikat soal kemerdekaan Palestina.

Ia menyebutkan, Pemerintah Indonesia juga perlu mengingatkan agar hubungan Islam dengan Barat perlu disinkronisasikan sehingga tidak menimbulkan pandangan negatif terhadap Islam. "Itu juga bagus untuk diangkat sebab Obama memiliki pandangan yang sama dengan Indonesia terkait hubungan Islam dan dunia barat," kata politisi dari Golkar itu.

Presiden Amerika Serikat Barrack Obama akan mengunjungi Indonesia pada 9 November 2010 setelah dari India. Di Indonesia, salah satu lokasi yang akan dikunjungi adalah mesjid Istiqlal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement