Kamis 28 Oct 2010 05:00 WIB

Sekolah di Kawasan Rawan Bencana III Merapi Diliburkan

REPUBLIKA.CO.ID,BOYOLALI--Sekolah dasar (SD) dan taman kanak-kanak di kawasan rawan bencana (KRB) III Merapi, Rabu, kegiatan belajar mengajarnya diliburkan, pascasemburan awan panas Gunung Merapi pada Selasa (26/10) petang. Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah (UPT Dikdas/LS) Kecamatan Selo, Sumarno, ada lima sekolah SD dan satu TK di tiga desa KRB, yang diliburkan karena siswanya masih dalam pengungsian.

Kelima SD tersebut, kata dia, meliputi dua SD Desa Tlogolele, dua SD Desa Klakah, SD Desa Jrakah, serta satu sekolah TK dengan total siswa seluruhnya mencapai 1.071 orang. "Siswa SD jumlahnya 947 orang dan TK 124 orang. Mereka masih disibukan adanya pengungsian sehingga kegiatan belajar mengajar untuk sementara dihentikan," katanya.

Menurut dia, jika kondisi Gunung Merapi memungkinan atau menurun aktivitasnya, maka kegiatan belajar mengajar akan kembali berjalan normal. "SD diliburkan sehari. Jika, Kamis (28/10), memungkinkan kembali masuk sekolah, meski kondisinya darurat," katanya.

Menurut dia, kegiatan belajar mengajar darurat akan dilakukan di titik titik aman. Misal, SD 1 dan 2 Tlogolele dapat digabungkan sementara dengan sekolah SD di Desa Sengi, Kecamatan Sawangan, Magelang. Siswa SD 1 dan 2 Desa Klakah dapat melakukan kegiatan belajar mengajar di Lapangan Samiran, Selo atau digabungkan sengan sekolah SD 1 Selo dan sebagian dapat menempati Gedung Disdik Selo.

Ia menjelaskan, kondisi darurat tersebut dalam kegiatan belajar mengajar tentunya tidak dapat berjalan secara maksimal seperti hari biasanya, karena, keterbatasan sarana dan prasarana. Selain itu, kondisi psikologis baik siswa dan guru bersangkutan yang masih merasa khawatir terhadap bencana semburan awan panas Merapi akan memengaruhi kualitas kegiatan belajar mengajar.

Kendati demikian, pihaknya tetap wajib melaksanakan kegiatan belajar mengajar bagi siswa sehingga mereka tidak ketinggalan dengan sekolah lainnya. Menurut Kepala Sekolah SMP 2 Jrakah, Syafei, kegiatan belajar mengajar di sekolahannya tidak diliburkan, karena kondisinya relatif aman, sehingga lokasi SMP 2 Jrakah juga dijadikan tempat pengungsian sementara (TPS) warga.

Sebanyak 12 siswa SMP 2 Jrakah berasal Desa Tlogolele, tetapi mereka tetap masuk mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasa. "Satu siswa izin karena dia masih mengungsi di Kecamatan Sawangan," katanya.

sumber : ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement