REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN--Wakil Presiden Boediono meminta doa dan restu juru Kunci Gunung Merapi Ki Surakso Hargo atau Mbah Maridjan agar peningkatan aktivitas dan letusan Gunung Merapi tidak menimbulkan korban jiwa.
Permintaan yang dengan nada bergurau tersebut disampaikan Boediono seusai mendengarkan paparan Bupati Sleman Sri Purnomo dan Kepala Badan Geologi Sukhyar terkait kesiapan upaya penanggulangan bencana Gunung Merapi di Posko Utama Penanggulangan Bencana Kabupaten Sleman di Pakem, Sleman, Selasa (26/10). "Jangan lupa minta doa dan restu kepada Mbah Maridjan," katanya.
Wakil Presiden mengatakan, masyarakat di lereng Gunung Merapi Kabupaten Sleman sudah cukup bagus dalam upaya antisipasi bencana letusan Gunung Merapi, tetapi masyarakat tetap harus lebih waspada karena jika menyimak dari paparan Kepala Badan Geologi yang menyebutkan energi di Gunung Merapi kali ini jauh lebih besar dari letusan sebelumnya.
"Saya pernah merasakan sendiri letusan Gunung Merapi pada 2006, 1997 dan 1994 yang menurut saya cukup besar, hingga jika kali ini energi Merapi lebih besar dari sebelumnya maka masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan," katanya.
Ia mengatakan, semua pihak tidak tahu kapan Gunung Merapi akan meletus, sehingga semua harus siap dengan risiko yang terburuk. "Saya juga sependapat dengan paparan dari Bupati Sleman yang berupaya agar dalam upaya penanggulangan bencana ini `zero-zero` korban atau tidak ada korban manusia," katanya.
Menurut dia, evakuasi warga menjadi kunci utama dalam upaya penanggulangan bencana dengan target tidak ada korban jiwa. "Evakuasi harus disiapkan dengan benar dan baik, sarana transportasi yang digunakan harus benar-benar dalam kondisi baik, jangan sampai saat digunakan dalam situasi mendesak justru macet atau kehabisan solar," katanya.