REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua MPR Taufiq Kiemas menilai mantan Presiden Soeharto tak perlu mendapat gelar pahlawan nasional. "Presiden itu nggak perlu kasih pahlawan nasional. Sebab beliau (presiden) lebih dari pahlawan nasional... Prinsipnya, secara pribadi, kalau presiden itu nggak usah dikasih gelar pahlawan," kata Taufiq Kiemas kepada pers di Gedung DPR, Jakarta, Senin (25/10).
Menurut dia, pahlawan itu sifatnya lokal. Sementara presiden bersifat nasional dan diakui oleh seluruh rakyat Indonesia. "Kalau presiden kan ada enam orang. Pahlawan nasional banyak. Kalau presiden diakui seluruh Indonesia, kecuali yang beberapa ikut revolusi dulu seperti Tan Malaka," kata Taufiq yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP itu.
Ia menambahkan, pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto akan menimbulkan polemik saja. "Jadi saya rasa nggak perlu, buat polemik saja. Sekarang kamu 'tukang bagi' pahlawan nasional dan sekarang kamu yang dibagi pahlawan nasional, kan lucu. Sekarang tinggal rakyat saja yang menghormati atau tidak," tuturnya.
Suami Megwati Soekarnoputri ini juga mengatakan, ada perbedaan antara pemberian gelar pahlawan nasional dengan penghargaan kepada presiden. "Untuk penghormatan, itu diatur lagi bagaimana bentuknya. Sekarang terserah pada presiden sekarang (Susilo Bambang Yudhoyono), mau menghormati presiden yang lalu atau tidak. Saya rasa dia hormati," ujarnya.
Pria yang akrab disapa TK ini menjelaskan, Presiden Yudhoyono 'memegang bola' terkait Soeharto, termasuk soal kasus-kasus yang pernah dituduhkan kepada Soeharto. "Tergantung Presiden Yudhoyono sekarang. Menurut saya nggak ada orang yang nggak salah. Ada yang baik, ada yang tidak. Pahlawan nasional nggak usah diributkan lagi, itu sudah lama," imbuh dia.