REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta pers bisa berpartisipasi dalam upaya pemerintah menghadapi terorisme. Presiden meminta pers untuk memberi perhatian terhadap isu terorisme itu.
Hal itu disampaikan Presiden ketika menerima anggota Dewan Pers di Kantor Presiden, Jumat (22/10). "Beliau meminta perhatian mengenai soal terorisme, agar pers dapat berpartisipasi dengan baik dalam upaya kita menghadapi terorisme itu," kata Ketua Dewan Pers Prof Bagir Manan.
Terkait dengan ajakan Presiden itu, Bagir mengatakan, Dewan Pers telah berpartisipasi aktif dalam seminar internasional antiterorisme di Bali yang digagas oleh Desk Antiterorisme Kementerian Polhukam baru-baru ini.
Dalam pertemuan itu, kata Bagir, Presiden juga memberi perhatian kepada aktivitas pers asing di Indonesia. "Beliau membicarakan juga peranan pers asing di negeri kita. Bagaimana caranya pers asing tidak menimbulkan kesan kurang baik di kehidupan kita," kata Bagir menegaskan.
Dalam kesempatan itu, Presiden meminta jajarannya, khususnya menteri agar memberi informasi kepada pers. "Yang terakhir, yang ditujukan kepada menteri, agar menteri jangan pelit kepada pers, dan agar terbuka menyampaikan sesuatu yang perlu diketahui publik," katanya.
Menurut Presiden, menteri perlu melakukan hal itu dalam rangka mengimbangi berita. "Di Dewan Pers kita memberikan ruang agar menteri bisa menjelaskan pekerjaan apa yang sudah dikerjakan, prestasi apa yang sudah diraih, dan agar terjadi dialog," katanya.
Presiden juga menegaskan kembali dukungannya atas kemerdekaan pers. Presiden meyakinkan bahwa tidak akan ada langkah mundur terkait kebebasan pers itu. "Jangan sampai kemerdekaan pers tidak memberikan manfaat yang baik untuk kita. Itu yang disampaikan presiden," tegasnya.