REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Sutarman, Kamis, menjenguk mahasiswa yang tertembak pada Rabu (20/10) sore dalam demonstrasi di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Seusai menjenguk kondisi Farel Restu (20), mahasiswa UBK yang tertembak pada kaki kirinya, yang dirawat di RSCM, Jakarta, Kapolda mengakui adanya tembakan yang dilepaskan oleh anggota Polsek setempat.
Menurut dia, kondisi aksi demo saat itu ricuh dengan adanya pembakaran ban dan aksi lempar batu dan pemukulan oleh mahasiswa terhadap polisi. "Kapolsek sudah melaksanakan tugasnya dengan baik tapi mungkin saat itu ia terdesak dan mengundang anggotanya. Anggotanya mungkin menggunakan senjata-senjata untuk mengusirnya, mungkin terjadi ricochet (pantulan) atau apa, kita belum menyelidiki," kata Kapolda kepada wartawan di luar ruang perawatan Farel di lantai 4 gedung A RSCM, Kamis.
Situasi di Jl Diponegoro sore itu disebut Kapolda kemungkinan tidak diantisipasi sebelumnya karena pasukan kepolisian sedang terkonsentrasi di beberapa tempat terkait banyaknya aksi demo menyambut setahun pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jilid II. "Ada berbagai masalah yang saat itu situasional, mungkin perhatian kita tercurah di Istana Merdeka, di beberapa tempat. Karena dekat dengan Polsek, dan anggota kita sedang berada di beberapa tempat lain, ada anggota kita yang dipukuli, mungkin solidaritas dari anggota," ujar Kapolda.
Senjata laras pendek yang diduga digunakan dalam penembakan itu diakui Kapolda merupakan senjata yang melekat pada perorangan. "Yang jelas, bukan dari anggota yang sudah kita setting untuk pengamanan hari itu. Mungkin anggota di luar itu datang membawa senjata perorangan di luar pasukan yang sudah kita tentukan," katanya.
Sementara itu, dokter spesialis forensik dari RSUP Cipto Mangunkusumo (RSCM) menyatakan luka tembak yang diderita Farel merupakan luka tembak tidak langsung. "Itu luka tembak pantulan, itu peluru tidak langsung. Dari luka tembaknya, peluru masuk dari arah bawah ke tungkai bawahnya," papar dokter spesialis bedah forensik Munim Idris.