REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyatakan belum terbesit mengajukan Buya Hamka sebagai pahlawan nasional. Bahkan, menurut Ketua PP Muhammadiyah, Yunahar Ilyas, PP tidak akan berinisiatif mengajukan tokoh –tokoh Muhammadiyah sebagai pahlawan nasional karena hal tersebut bertentangan dengan syariah.”Membangg-banggakan tokoh sendiri bertentangan dengan prinsip agama,”kata dia saat dihubungi Republika di Jakarta, Rabu (20/10)
Namun demikian, ungkap Yunahar, PP Muhammadiyah mendukung dan menyutujui langkah yang ditempuh oleh pihak manapun. Sebab, sosok Buya Hamka pantas dijadikan sebagai pahlawan karena karya dan sumbangsih nya terhadap agama dan negara. Kualitas keilmuaan di bidang agama telah diakui oleh masyarakat Muslim di negara-negara yang berbahasa Melayu hingga ke Patani, Thailand Selatan. Karya-karya sastra Buya juga dinilai sebagai konstribusi berharga di dunia sastra. Tak hanya itu, perjuangan yang telah dicurahkan untuk baik sebelum kemerdakaan atau pascakemerdekaan.
Sekalipun misalnya, ujar Yunahar, Muhammadiyah mengajukan nama-nama tokoh Muhammadiyah sebagai pahlawan nasional sudah barang tentu akan mendahulukan sosok yang lebih senior dari Hamka. Diantaranya Ki Bagus Hadikusumo, KH Mas Mansur dan Syeh Abdul Karim Amrulloh yang tak lain adalah Ayahanda Buya Hamka. Akan tetapi sekali lagi, Muhammadiyah menegaskan tak akan mengusulkan tokoh-tokohnya agar dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional.”Pahlawan hanya kebanggaan di dunia setelah jadi pahlawan mau apalagi, nanti malah kebanyakan pahlawan,”kata dia .