REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Koordinator Kaukus Papua di Parlemen RI, Paskalis Kossay, menyayangkan Pemerintah, terutama Menteri Kehutanan yang terkesan inkonsisten terkait soal penyebab bencana banjir bandang di Wasior, Provinsi Papua Barat. "Janganlah bersikap mendua, dan sengaja melakukan pembohongan publik mengenai penyebab terjadinya bencana Wasior yang telah menelan koran jiwa lebih 150 orang, ratusan lainnya masih dinyatakan hilang," katanya di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan itu, menanggapi pernyataan beberapa pihak dari jajaran Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, terutama oleh Menteri Kehutanan. "Sudah jelas (bencana itu terjadi karena penurunan daya dukung lingkungan akibat penebangan hutan yang berlangsung lama sejak dekade1990-an, termasuk adanya indikasi kuat berlangsungnya tindak pembalakan liar," tandasnya.
Namun, lanjutnya, pihak Kaukus Papua kini dibuat bingung dan terhenyak oleh pernyataan resmi Pemerintah yang agak berbau mau melindungi faktor utama penyebab bencana kemanusiaan ini. "Lebih ironis lagi, Menteri Kehutanan yang awalnya sudah mengakui bahwa bencana Wasior karena deforestasi hutan, namun sekarang menyangkal lagi, dan ikut memperkuat pernyataan resmi Pemerintah. Ada apa di balik semua ini," tanyanya.
Padahal, menurut Paskalis Kossay, dengan kasat mata para korban bencana yang lolos dari maut mengungkapkan, banjir bandang Wasior jadi kian dahsyat akibat limpahan bekas-bekas material hutan, termasuk kayu-kayu gelondongan. "Sekarang seperti sebuah orkestra, semuanya pihak berkompeten, termasuk BMKG melagukan `koor bersama` bahwa bencana di Papua itu karena cuaca berupa hujan deras berjam-jam. Kasihan jika hanya itu yang jadi kesimpulan. Sementara beberapa pakar berkompeten dan kredibel di dalam maupun luar negeri memberi kesimpulan berbeda," katanya.
Dia juga mengharapkan, agar Pemerintah dan jajarannya lebih fokus membela kepentingan rakyat dan berpihak kepada penyelematan lingkungan. "Bukan melindungi pihak tertentu yang kontra produktif dengan penyelamatan lingkungan kita dengan ancaman potensial kian banyak rakyat tewas di mana-mana," tandas Paskalis Kossay lagi.