Rabu 13 Oct 2010 08:55 WIB

Suku Baduy Gelar Ritual untuk Hentikan Lumpur Lapindo

Rep: Arif S/ Red: Arif Supriyono

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Kantor gubernur Jawa Timur mendapat tamu istimewa. Sebanyak 13 orang suku Baduy, Banten mendatangi kantor gubernuran Selasa (10/12).

Mereka bermaksud minta izin untuk mengadakan acara ritual guna menghentikan semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jatim. Mereka jjuga mengaku diperintahkan oleh tetua adat suku Baduy dan juga telah mendapat restu dari Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah.

Warga Baduy yang menumpang bus Pemprov Banten itu sempat ditemui Wagub Jatim, Saifullah Yusuf, dan beberapa pejabat lainnya. "Silakan kalau mau berdoa untuk menghentikan lumpur. Mudah-mudahan meerka berhasil," kata Saifullah.

Iman Sholahudin yang juga pemimpin suku mengatakan warga suku Baduy luar ingin membantu untuk  menghentikan luapan lumpur Lapindo. "Kami ingin berusaha menghentikan semburan Lapindo yang sudah menenggelamkan ratusan hektare area permukiman," kata Iman Sholahudin menirukan kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuidaman Kabupaten Lebak Banten.

Menurut pimpinan rombongan, Daenah, yang juga kepala desa Kanekes, Leuwi Damar, Lebak, Banten, mereka juga pernah melakukan ritual untuk membantu warga atau suku lain. Mereka pernah melakukan ritual untuk menetralisir letusan Gunung Galunggung dan Merapi.

Sebagaimana lazimnya suku Baduy --dengan pakaian serbahitam, tanpa memakai alas kaki, dan ikat kepala-- mereka turun menuju tanggul lumpur Lapindo. Di situlah mereka membaca doa satu per satu dengan posisi menghadap timur atau ke arah pusat semburan lumpur.

Lalu satu per satu orang Baduy memanjatkan doa dengan cara melepas baju sembari duduk di atas batuan kecil sambil makan dedaunan. Setiap orang Baduy memerlukan waktu sekitar 20 menit untuk berdoa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement