REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menjawab simpang-siur jumlah korban kecelakaan kereta api (KA) di Stasiun Petarukan, Pemalang dan Stasiun Purwosari, Solo pada Sabtu (2/10) lalu, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Tundjung Inderawan, angkat bicara. Untuk kejadian kecelakaan KA di Purwosari, Solo, Tundjung menyatakan peristiwa tersebut terjadi pukul 02.39 WIB. Dia menjelaskan saat itu rangkaian KA 34 Bima menabrak KA rangkaian terakhir KA 144 Gaya Baru Malam Selatan yang belum masuk sempurna di Spoor I (KA rangkaian terakhir masih berada di wesel.
Pada saat yang bersamaan, terdapat massa yang melempar batu ke rangkaian KA 144 untuk menyerang supporter sepak bola Persib, klub sepak bola Bandung. Dinyatakan, satu nyawa melayang akibat kejadian di Purwosari ini.
"Jadi, kasus antara PLH di Petarukan dan Purwosari ini berbeda. Waktu memang tidak jauh, cuma enam menit tapi situasinya lain. Kalau di Petarukan indikasi awal karena pelanggaran sinyal, kalau di Purwosari itu kurang sempurnanya PTKA dalam menghentikan KA Gaya Baru Malam ke Spoor I dan kondisi situasi lingkungan akibat adanya pelemparan massa ke arah KA," jelas Tundjung.