REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Jumlah korban meninggal dalam kecelakaan KA Argo Bromo Anggrek dengan KA Senja Utama di Petarukan, Pemalang, Jateng diperkirakan bisa terus bertambah. Sedikitnya dilaporkan sembilan orang meninggal namun ada pula yang menyebutkan telah merennggut 10 orang.
Paling tidak, masih ada 16 korban lain yang kondisinya mengenaskan/luka parah dan dirawat di Rumah Sakit Daerah M Ashari (bukan Hasyim Ashari), Pemalang. Kapolsek Petarukan, AKP Pranata, di lokasi kejadian, Sabtu (2/10), menjelaskan dari laporan yang diterima, jumlah korban tewas sebanyak sembilan orang.
Ia mengatakan proses evakuasi masih berlangsung dan berfokus untuk menyelamatkan korban yang masih hidup. "Masih ada beberapa orang yang masih terhimpit," ujarnya. Untuk proses evakuasi secara cepat, aparat kepolisian beserta masyarakat dan petugas dari PT Kereta Api berusaha mengeluarkan korban dengan bantuan petugas puskemas setempat.
Ia menjelaskan, aparat juga berusaha menghubungi bengkel setempat untuk membawa peralatan las dan memotong besi dari rangkaian gerbong yang telah ringsek. "Kami membutuhkan alat las untuk memotong besi, karena situasi seperti ini bisa membutuhkan waktu lama untuk mengeluarkan korban," ujar Pranata.
Kejadian itu diduga bermula ketika Kereta Senja Utama Semarang sengaja berhenti untuk memberikan kesempatan bagi Kereta Argo Bromo Anggrek agar melaju lebih dahulu. Namun, Argo Anggrek justru menabrak Senja Utama hingga gerbong belakang keluar jalur.
Sementara menurut keterangan petugas Rumah Sakit Umum Daerah M Ashari, Aji, saat ini ada dua korban meninggal dan 13 luka berat yang dirujuk ke rumah sakit ini. "Ada dua meninggal, dan 13 luka berat," ujarnya.
Keluarga pihak korban dapat menghubungi langsung kepada Rumah Sakit yang menjadi tempat evakuasi, yaitu RS Umum Daerah M Ashari 0284-321614, RS Santa Maria 0284-321251, dan 321426 serta RS Islam Pemalang.