Senin 27 Sep 2010 22:09 WIB

Presiden: Penanganan Kemiskinan Harus Sistematis dan Terencana

Rep: Antara/ Red: Budi Raharjo
Kemiskinan, ilustrasi
Foto: Republika
Kemiskinan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JIMBARAN--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, penanganan kemiskinan dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat harus dilakukan secara sistematis, terencana dan berkelanjutan.

Hal tersebut disampaikan Presiden Yudhoyono saat membuka pertemuan internasional yang diselenggarakan oleh "Alliance for Financial Inclusion" (AFI) yang berlangsung di Jimbaran, Bali, Senin (27/9).

''Seperti kita ketahui bersama, memerangi kemiskinan memerlukan langkah secara sistematis, berkelanjutan dan kebijakan yang terkoordinasi dengan baik serta didukung oleh sumber daya yang memadai,'' kata Presiden.

Kepala Negara menjelaskan, penanggulangan masalah kemiskinan di Indonesia merupakan salah satu program utama pemerintah dan sejauh ini mulai menunjukkan hasil yang menggembirakan. ''Jumlah penduduk Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan berkurang dari 16,7 persen pada 2004 dari total penduduk menjadi 14,1 persen pada 2009. Meski krisis berlangsung, kita bisa mengurangi jumlah warga miskin menjadi 13,3 persen pada Maret 2010,'' ujarnya.

Namun, menurut Presiden, upaya untuk mengurangi angka kemiskinan akan semakin berhasil apabila semua pihak memberikan dukungan termasuk kerja sama secara global. ''Penanganan krisis finansial global penting bagi upaya-upaya melawan kemiskinan. Menurut Bank Dunia terdapat 1,4 miliar manusia yang masih hidup dengan pendapatan kurang dari 1,25 dolar per hari,'' jelasnya.

Karena itu, menurut Kepala Negara, inisiatif G-20 sangat penting karena kelompok G-20 saat ini merepresentasikan kekuatan ekonomi internasional saat ini. G-20, kata Presiden, menawarkan kerja sama dan penyelesaian masalah perekonomian dengan struktur yang lebih adil dan transparan bagi semua negara.

AFI Global Policy 2010 merupakan pertemuan tahunan ke-2 yang dihadiri oleh anggota "Alliance for Financial dan Strategic Partners". AFI merupakan suatu jaringan global dari para pembuat kebijakan di negara-negara berkembang yang menyediakan perangkat dan sumber daya untuk berbagi, mengembangkan dan menerapkan pengetahuan para anggotanya tentang kebijakan di bidang "financial inclusion".

Forum ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dari pembahasan mengenai "financial inclusion"-G20.

Deklarasi G-20 di Toronto melalui "access through innovation sub group" mengeluarkan "principles for innovative financial inclusion" sebagai dasar rencana aksi untuk meningkatkan akses lembaga keuangan di antara penduduk miskin yang direncanakan akan dikeluarkan pada pertemuan di Seoul, Korea, November mendatang. Pertemuan AFI sebelumnya pada 2009 di Nairobi Kenya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement