REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Satuan Tugas (Satgas) Maritim TNI akhirnya berangkat ke perairan Lebanon untuk bergabung dengan Maritime Task Force (MTF) United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL). Mereka pergi untuk tugas menjaga perdamaian.
"Pemberangkatan ini membuktikan kepada dunia bahwa TNI mampu melaksanakan tugas Maritime Task Force di bawah bendera PBB secara profesional," ujar Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso saat melepas keberangkatan Kapal Perang TNI AL, KRI Frans Kaiseipo (FKO)-368, di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (25/09). Penugasan ini merupakan bentuk optimalisasi peran TNI dalam meningkatkan citra bangsa Indonesia di dunia Internasional.
Lebih lanjut Panglima meminta kepada pasukan perdamaian itu untuk memiliki semangat dan mental yang kuat, jiwa yang tangguh, dan disiplin yang tinggi. "Serta kecerdasan berpikir dan bertindak dalam mengambil keputusan yang cepat dan akurat," kata Djoko. Pasukan maritim ini akan bertugas di Lebanon selama enam bulan sampai dengan pertengahan Mei 2011.
Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-B/UNIFIL yang berangkat itu berjumlah 100 orang. Mereka terdiri dari 88 orang anak buah kapal, 7 orang kru Helikopter, 2 orang paramedis/kesehatan, 2 penyelam, dan 1 Kopaska. Pasukan tersebut dipimpin oleh Komandan KRI Frans Kaiseipo-368, Letkol Laut (P) Wasis Priyono.
KRI Frans merupakan salah satu kapal terbaru yang dimiliki TNI AL. Kapal ini berjenis Korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) buatan Schelde Naval Shipbuilding, Vlissingen Belanda. Sebagai kelengkapan misi perdamaian, kapal tersebut juga mengangkut Helikopter BO-105 NV-414.