REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Peneliti politik senior LSI, Burhanudin Muhtadi, mengatakan, rencana gedung baru DPR sungguh telah mencederai hati rakyat. Bangunan mewah itu akan menjadi bukti tidak pekanya DPR terhadap suara rakyat.
‘’Ini menunjukkan kalau dewan tidak memiliki sense of crisis terhadap penderitaan rakyat,’’ ujar Burhanudin, Senin (30/8), ketika mengomentari niat Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) membangun gedung baru DPR.
Oleh karena itu, ujar Burhanudin, kata-kata anggota DPR bahwa mereka ingin mendengarkan aspirasi rakyat dianggapnya retorika belaka. Pengumuman BURT yang bertepatan dengan hari ulang tahun DPR ke-65, kemudian dikatakannya menjadi kado terburuk anggota dewan bagi rakyat Indonesia.
Alih-alih berupaya menyederhanakan pembangunan gedung baru, DPR juga dinilai sengaja menggunakan uang rakyat untuk bersenang-senang. Ini terbukti dari rencana membangun lantai khusus rekreasi. Padahal, fasilitas mewah itu tidak sebanding dengan prestasi DPR.
Burhanudin mengatakan, dari segi legislasi DPR baru bisa merampungkan enam hingga tujuh produk perundangan dari target 70. Dari fungsi pengawasan, DPR pun terbukti memanfaatkannya sebagai alat dagang sapi demi meningkatkan posisi tawarnya. Kasus Century yang ujungnya tidak jelas hingga kini adalah contoh nyatanya.
Sedang dari segi kinerja, DPR belum menunjukkan keseriusannya terlihat dari tingginya angka absensi anggota di rapat-rapat atau paripurna. ‘’Saya anggap DPR buta dan tuli, bahkan tahapnya sudah menjengkelkan,’’ tegas dia.